Lencana Facebook

Rabu, 14 September 2016

PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH LANGKAT BINJAI

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN -  Genap berusia 25 tahun pada 15 Mei 2013, Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Langkat-Binjai tetap berkomitmen untuk menjadikan santri/santriah yang beriman, beribadah, dan berakhlak. Disamping itu, mengikuti perkembangan teknologi tidak terlewatkan.
Dua sisi kebutuhan kehidupan seorang manusia yang nantinya menjadi pemimpin bangsa ini tentu harus dipersiapkan dengan keseimbangan. Konsep itu yang menjadi pegangan, sehingga memasuki milad perak, tetap eksis di tengah banyaknya pesantren yang tumbuh di Langkat bahkan di Sumut.
“Perkembangan teknologi perlu diikuti, namun harus diikuti dengan pertumbuhan iman, ibadah dan akhlak para calon pemimpin bangsa,” ujar Drs H Firmali Atma Pimpinan Bidang Administrasi Keuangan dan Kepegawaian kepada Tribun Medan, Rabu (8/5/2013).
Untuk itu, seluruh santri/santriah harus melakukan ibadah salat lima waktu secara berjamaah setiap harinya. Setiap calon santri/santriah yang akan masuk pesantren ini akan dilakukan ujian penerimaan. Yang terutama tes membaca Al-quran, ujian tulisan, dan wawancara.
Tidak tanggung-tanggung, dua tahun terakhir dengan terpaksa harus menolak sebagian pendaftar karena jumlah calon yang mendaftar lebih besar di bandingkan kapasitas pesantren.
Dengan tenaga pengajar yang kebanyakan sarjana lulusan Timur Tengah untuk tingkat Sanawiyah 30 orang guru, dan tingkat aliyah 21 orang guru. Dan total seluruh pegawai di kompleks pesantren 78 orang, mengasuh 510 santri/santriah. Yang terbagi untuk Sanawiyah 313 orang, dan sisanya aliyah. Saat ini, yang masuk pesantren dominan santriah, yang berjumlah 273 orang.
Untuk memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi santri/santriah di pondok pesnatren ini, pengelola yayasan menghadirkan guru khusus untuk kegiatan ektrakurikuliner. Sehingga tidak tanggung-tanggung, sejumlah kegiatan perlombaan/kompetisi baik di bidang olahraga dan keislaman dijuarai santri/santriah binaan pesantren yang beralamat di Jl Tanjung Pura Km 32 Simpang Pabrik Guka Kwala Madu Desa Sidomulyo, Langkat-Binjai, Sumut.“Bahasa sehari-hari di lingkungan Pondok kita terapkan bahasa arab dan bahasa inggris, menjadi modal komunikasi santri/santriah kita untuk lebih baik,” ujar H sufriadi Hasan basri BA sebagai Pimpinan Bidang Pondok. Jika ditemukan pelanggaran, akang langsung dilakukan tindakan untuk mengingatkan akan kesalahan dan tidak diulangi kembali.
Tidak saja disitu, jika ditemukan kesalahan yang berulang dan tidak ditemukan perubahan pada setiap santri/santriah, akan dikembalikan kepada orangtua. Untuk tahun 2012 saja, ada sekitar 10 orang yang dikembalikan ke orangtuanya. Menurutnya, saat ini pesantren bukan lagi sebagai tempat anak-anak yang bandal luar biasa, melainkan lebih kepada sekolah yang memfokuskan kepada penebalan iman dan intelektual.
Yayasan yang saat ini dibawah pimpinan dr H Zulkarnaini Tala SpOG, tetap konsen dalam peningkatan mutu pendidikan. Termasuk dengan mengenalkan teknologi terkini di dunia pesnatren dan dunia masayarakat umum. Bagaimana para santri yang tinggal di pondok tidak tertinggal akan informasi dan teknologi.
Untuk tahun 2013/2014, menjawab tingginya minat masyarakat masuk ke pesantren ini. Telah dilakukan peningkatan kapasitas dengan pembangunan gedung baru. Sehingga ditargetkan akan mampu menampung santri baru 250 orang.
(afr/tribun-medan.com)
Sabtu, 11.05.2013

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops