Lencana Facebook

Selasa, 25 Mei 2010

Renungan


Dari detik ke menit. Dari menit ke jam. Dari Jam ke hari. Senin.Selasa.Rabu.Kamis.Jumat.Sabtu.Minggu. Senin lagi. Hari ke Minggu. Minggu ke bulan. Januari.Februari.Maret.April.Mei.Juni.Juli.Agustus.September.Oktober.November.Desember. Januari lagi. Masya Allah. Allah pernah bersumpah. Demi Waktu "Ashr. Khalifah Umar mengingatkan, Hisab dirimu sebelum di hisab malaikat. Ya Allah. Ampuni dosa Hamba-Mu ini yang telah menyia-nyiakan waqtu. Bimbinglah hamba-Mu ini agar dapat memaksimalakan waktunya dengan hal-hal yang bermafaat. Y Allah, perbaiki duniaku tempat aku hidup dan perbaiki pula tempat akhiratku tempat aku kembali. Ya Allah.

Minggu, 16 Mei 2010

Masa-masa SMP ku, SMP N 3 Pariaman


SMP 3 tahun kulalui di 3 sekolah. SMP N XI Medan. SMP N I Padang dan SMP N 3 Pariaman. Ini adalah teman-temanku di SMP N 3 Pariaman

Indah sekali masa-masa SMP saat itu. Masih belum terbayang jadi apa kelak. Hari-hari dilalui dengan chanda dan cheria. Bergembira

Lihatlah, tertawa, cheria. Aku merindukan mereka. Sebahagian mereka ada yang sukses, pastinya. Ada yang jadi Guru seperti aku, ada yang jadi nyonya polisi, ada yang menjadi polisi juga. Ada yang jadi politisi. Waduhhhh luar biasa

Prosesi Pernikahan


Semua yang hadir turut mendoakan agar keluarga ini senantiasa dalam bimbingan Allah swt. Aamiiiien

Inilah keluarga pihak mempelai wanita yang tururt berbahagia seraya mendoakan semoga menjadi keluarga sakinah ma waddah wa rahmah

Pernikahan kemanakanku


Inilah pengantin wanita yang berbahagia, Alma binti Firdaus. Mudah2an keluarga ini selalu berbahagia

Proses ijab kabul yang dipimpin oleh tuan kadhi. Firdaus Afsar menikahkan langsung puterinya

Minggu, 09 Mei 2010

Kekuasaan yang menolong (1)

Allah swt berfirman dalam Al Quran surat Al Isra’ ayat 80 :


80. dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

Ayat di atas senantiasa mengingatkan manusia jika mendapatkan kekuasaaan hendaknya menjadikannya sebagai doa. Kekuasaan yang menolong tentu saja kekuasaan yang membawa keberkahan, kebaikan, keselamatan dan kesejahteraan segenap warga, tidak saja yang pro, termasuk juga kepada yang kontra.
Sebuah kekuasaan yang kalau dilihat dari perspektif zaman modern ini, ia akan mengambil bentuk dalam format kekuasaan yang adil, terbuka dan demokratis. Kekuasaan yang demikianlah yang akan mampu membangkitkan harapan dan membentangkan kepercayaan yang luas dari ummat atau warga. Kekuasaan yang terjauh dari sikap arogansi, ketertutupan, kezaliman dan tirani.
Bagi setiap orang yang dikaruniai kekuasaan, hendaknya ia selalu bersikap rendah hati (tawadhu’), tahu diri (introspeksi) bahwa kekuasaan yang sedang singgah di tangannya hanyalah Amanah dari Allah swt, bukan milik pribadi. Karena itu usia sebuah kekuasaan selalu lebih pendek dari yang diperkirakan manusia.
Sungguhpun demikian, selalu saja terjadi ironi dalam kekuasaan itu, antara lain bila kekuasaan itu sudah di tangan, membuat orang yang memegangnya begitu cepat mabuk dan lupa diri. Orang lebih sering menikmati kekuasaan sebagai milik mutlak pribadinya dari pada sebagai Amanah dari Allah swt. Jika saja seseorang menyadari benar bahwa kekuasaan yang dititipkan Allah swt kepada yang bersangkutan pada hakikatnya “untuk menolong” masyarakat, tentu orang itu tidak akan mudah memanfaatkan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri.


Allah swt berfirman dalam Al quran surat Al Mukminun ayat 8 :

8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
Dilanjutkan dengan FirmanNya disurat yang sama ayat 10-11 :

10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.

Karena itulah Nabi Muhammad saw pernah mengingatkan ummatnya supaya melihat kekuasaan sama, misalnya dengan melihat bangkai yang menjijikan. Maksudnya agar semua orang dapat bersikap ekstra hati-hati. Misalnya tidak mudah tergoda atau terpesona oleh daya tariknya sekali kekuasaan itu mengasyikan maka pada waktu yang bersamaan iapun telah siap untuk bau. Bagai bangkai di sisa hidupnya.
Karenanya tidaklah mengherankan, bia seseorang di awal kekuasaannya adil, terbuka dan demokratis, tetapi lama kelamaan justru bersikap represip, zalim dan tirani, semua itu dia lakukan tidak lain demi mempertahankan kekuasaan agar yang sedang digenggam itu tidak jatuh ke tangan orang lain. Sejarah kekuasaan di planet bumi ini selalu seperti itu, yakni pola mempertahankan diri di menara gading kekuasaan.

Kekuasaan yang Menolong (2)

Andai setiap orang yang memegang kwkuasaan menyadari hakekat kekuasaan semata-mata bagaikan mandi di pancuran, bergiliran, tidak akan ada yang berdusta, berbohong atau sampai menggunakan meriam, tank atau bom atau bahkan mengerahkan pasukan berani mati demi mempertahankan kekuasaannya. Jika memperolehnya secara illegal, begitu pula menggunakannya serta mempertahankannya, alangkah nistanya harga diri seorang penguasa.
Kekuasaan itu betapapun kuat dan hebatnya, pasti akan hancur juga seiring dengan perputaran zaman, dan selalu akan digantikan oleh kekuasaan lainnya. Bias lebih baik dari pendahulunya dan itulah doa dan harapan kita. Tak ada salahnya bila orang orang tua berpesan dengan sangat sederhana, “jika ingin jatuh, jatuhhlah seperti kueni, tidak seperti nangka”.


Jadi kalau sadar akan hal ini, semestinya setiap penguasa siapapun dia, pasti akan berlomba-lomba memaknai kekuasaannya sebagai bagian dari tanggung jawab keimanannya kepada Allah swt untuk menolong ummat manusia dan warga. Kekuasaan yang mampu memberikan kepada mereka apa yang menjadi hak-hak mereka dan menahan dari mereka apa-apa yang bukan hak dan beban mereka. Itu sajalah kekuasaan yang dapat menolong. Selebihnya…………..?. Justru akan menjadi beban, baik sekarang maupun akan datang.
Allah swt berfirman dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 26 :

26. Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pada akhirnya, mengupayakan sebuah kekuasaan yang dapat menolong adalah sebuah keharusan. Keharusan mana baru akan klop dan tercapai jika ada pula pihak yang dengan suka rela menolong, berarti sama dengan menyelamatkan sebuah upaya penyelamatan kemanusiaan yang dimiliki para warga. Disinilah letak tanggung jawab seorang yang memiliki nurani murni, bukan karena memberi sedikit dan mengharap banyak. Sesuatu yang berawal dari keikhlasan maka iapun akan bermuara pada kedamaian dan ketentraman bagi semua. Insya allah.

Menanti Masa Panen

Tak satu lembar daun yang gugur dan tak sebutir debupun yang bergeser kecuali kesenua itu telah direncanakan secara rapi oleh Allah swt. Penguatan akan hal itu dapat dipahami dari Firman Allah swt dalam Al Quran Surat Yunus ayat 61 :
• •
61. kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Isyarat yang serupa tercantum dalam Al quran surat As Saba ayat 3 dan surat Al An’am ayat 59. Seperti FirmanNya dalam Al Quran surat Al An’am ayat 59 :


59. dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

Dari dalil-dalil ayat di atas tertolaklah perkataan “kebetulam”. Ternyata tak satupun kejadian yang secara kebetulan, semuanya melalui rencana, proses, serta hukum alam yang sering disebut hukum Causaliteit. Sebab, adalah satu jalan untuk sampai pada suatu kejadian, sementara Akibat akhir dari sebuah prose situ. Pekerjaan manusia berdasarkan kemampuannya memilih karena adanya akal fikiran adalah diseputar penyebab serta perhitungan secara matang tentang akibat atau untung rugi yang bakal diterima..


Fakta dalam hidup sering kali membuktikan bahwa sangat bisa jadi sebabnya kecil akibatnya besar, atau sebabnya besar akibatnya besar atau kecil. Yang paling celaka adalah ketika manusia sudah lupa sesuatu yang dikerjakan dan baru belakangan akibatnya muncul, baik yang menyenangkan atau yang membuat kening berkerut.
Adalah balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Allah tak pernah menyia-nyiakan balasan para pelaku kebaikan. Sungguh, Allah tak pernah menzalimi para hamba. Yang keji takkan mungkin melahirkan balasan kecuali yang buruk pula. Kesemua kalimat itu adalah terjemahan ayat-ayat Allah swt sebagai ungkapan akan pastinya kemunculan hukum causaliteit, Sebab Akibat itu.
Menurut riwayat, suatu saat Nabi Allah Musa as bermunajat kepada Allah swt, “Ya Allah, tolong perlihatkan kepadaku sifat keadilanMu”. Saat itu sang Nabi sedang berjalan-jalan dan menemukan sesosok mayat yang dikenal sebagai hamba yang shaleh. Berdasarkan cirri-ciri fisik mayat, kelihatan sang mayat baru korban keganasan binatang buas. Musa as merasa heran mengapa orang seshaleh itu mati dengan jalan korban binatang buas. Tak lama kemudian, Allah swt mengutus /jibril membawa jawaban atas permohonan Nabi Musa as. “Orang itu berdoa memohon derajat yang tinggisementara amal ibadahnya belum mencapai tingkat itu. Maka demi memenuhi doanya Allah memberikan cobaan untuk mencapaiderajat itu”. Masih berkenaan dengan Nabi Musa as, riwayat lain mengisahkan: “Nabi Musa sedang menuju satu lembah, tak lama kemudian ia melihat seseorang sedang menunggang kuda dengan tergesa-gesa menuju sebuah sumur lantas minum dan memberi minum kudanya. Selanjutnya ia berwudhu sembari melepas uncang (kantung). Usai berwudhu ia bergegas pergi tanpa menyadari uncangnya tertinggal. Tak lama kemudian, menyusul pula seorang bocah menuju sumur, untuk hal yang sama, minum. Dan uncang lelaki berkuda didapatinya dan bocah itupun berlalu.

Menanti masa Panen (2)

Berikutnya datang pula ke tempat yang sama seorang tuna netra yang sudah renta, sesudah minum iapun melepas lelah tak jauh dari sumur. Beberapa waktu kemudian, lelaki penunggang kuda muncul kembali mencari uncangnya yang ketinggalan yang berisi 1000 dinar. Dapat diduga, terjadi pertengkaran antara sipenunggang kuda dengan tuna netrayang renta itu dengan akhir yang fatal, si tuna netra dipenggal oleh sipenunggang kuda. Mempersaksikan semua kejadian itu lagi-lagi bathin Musa as bertanya-tanya. Jawaban yang pasti, kemudian dating dari Allah swt lewat malaikat Jibril as.”Bahwa sipenunggang kuda dahulunya pernah berhutang kepada orang tua sibocah, maka apa yang diambil sibocah adalah haqnya. Sedangkan situna netra dikala masih muda dan sehat adalah preman yang dahulu membunuh ayah si bocah. Jadi wajar saja jika iapun menemui ajal lewat tangan si penunggang kuda. Antara akibat dan penyebabnya telah berselang belasan tahun dan sangat bias jadi mereka telah melupakan peristiwa itu” . Tutur Allah swt. Kisah yang lebih orisinil dari Musa bisa dilihat ketika Musa berguru kepada Nabi Hidr/Khaidir as. Al Quran dengan jelas mengisahkannya dalam surat ayat Al Kahfi 66-82..
Fakta riwayat dan ayat-ayat di atas semestinya mampu membangunkan satu keyakinan dalam bathin kita bahwa “Wa’aqibatu lil muttaqien”. akibat yang manis itu hanya akan diterima oleh mereka yang berpredikat taqwa, satu predikat terbaik dari sisi Allah swt baik kini maupun nanti. Ketulusan dan kesabaran memang diperlukan. Penderitaan, kesulitan bukanlah sesuatu yang bernilai, itu sebabnya tidak diantara kita yang mau menderita dan sulit. Namun fakta banyak berbicara, berapa banyak orang yang bernilai dikarenakan karena senantiasa tulus, sabar untuk mengharungi penderitaan dan kesulitan itu. Tidak ada manusia bernilai tanpa melalui suatu penyebab dan penyebab itu adala kemuliaan Budi.


Iman dan budi pekerti adalah ibarat dua sisi mata uang. Mata uang itu hanya berdaya beli ketika kedua sisinyamasih lengkap. Ketika salah satu dari kedua sisinya koyak atau sompel, maka uang itu tak bias membeli apapun. Baiknya budi pertanda iman seseorang itu baik pula. Hampanya iman akan melahirkan aneka kelakuan tercela. Zaman sekarang ini sering kita persaksikan manusia yang taat dalam kedurhakaan atau durhaka dalam ketaatan. Satu sisi ia rajin beibadah bahkan termasuk yang sunah-sunah, namun disisi lain ternyata kesalehan individualnya tidak membias kepada kesalehan social. Sepertinya semua ibadahnya tidak menyambung dengan budinya.
Adalah salah besar jika kebaikan ibadahnya percuma, sebab sedangkan beribadahpun kelakuannya masih seperti itu, bagaimana pula jika tidak beribadah sama sekali. Barangkali akan lebih kacau kelakuannya. Bocah dalam kisah di atas, pasti tidak menyadari bahwa isi uncang itu adalah dinar upah dari almarhum ayahnya yang terlambat dibayar. Si buta renta tidak menyadari bahwa terbunuhnya dirinya sebagai imbalan dari masa lalunya. Si penunggang kudapun tidak sadar bahwa uncang itu sebenarnya jatuh ketangan orang yang tepat. Di balik semua kejadian itu ternyata ada sang Sutradara yang Maha Mencatat, Maha Adil yakni allah swt.
Justru itu, barangkali sangat wajar sekali masa-masa lalu dijadikan bahan renungan, sekaligus mengamati kejadian-kejadian yang sedang terjadi pada keseharian yang kita lalui. Kesadaran seperti ini sangat bias jadi akan membuahkan rasa takut. Takut menerima balasan dari buah yang ditanam di masa lalu. Seorang mukmin melihat dosanya, ibarat bukit yang akan runtuh dan bakal menimpanya. Adakah tempat pelarian yang paling indah dan aman kecuali kepada Allah swt.

Hikmah Dibalik Peristiwa

Jika dilihat dari silsilah keturunannya bangsa Yahudi adalah keturunan nabi Ibrahim as yang berkaitan degan nabi Nuh as (menurut sejarah bapa bangsa, moyang suku-suku Bani Israil adalah Nuh, Ibrahim, Ishak, Ya’kub dan keduabelas orang putranya). Ibrahim juga berarti bapak bangsa disamping beliau juga digelari bapak bangsa Arab, bapak bangsa Israel dan bapak bangsa segala orang terpercaya berasal dari Ur Chaldaim (Mesopotamia, Iran)dipanggil oleh Tuhan (kejadian 12), akan pindah ke Palestina bersama isterinya Sarah. Ibrahim mempunyai putra 2 orang yakni Ismail dan Ishak.
Ishak putera Ibrahim dalam bible disebut Isaak adalah bapak bangsa ke dua memiliki putera 2 orang yakni Esau (Edom) dan Ya’kub. Perihal Ishak putera Ibrahim tertera dalam al qur’an surat Hud ayat 71 :


71. dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu Dia tersenyum, Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.

Dari cucu nabi Ibrahim inilah awalnya bangsa Yahudi, yakni dari Nabi Ya’kub yang memiliki 12 orang putera (12 suku bangsa Israel). Ya’kub mempunyai isteri 4 orang, 2 diantaranya adalah bersaudara yakni Layya dan Rahil. Layaa melahirkan Syam’un, Rabin, Lawi, Yehuda, Zebulon, Yakasir. Rahil melahirkan Yusuf dan Bunyamin. Balhah melahirkan Daan dan Naftali sedangkan Zulfa melahirkan Jaad dan Asyir. Mendapat julukan Israel (kejadian 12) yang artinya Pejuang Tuhan, dari bahasa Ibrani). Secara fisik mereka memiliki ciri rambut kehitam hitaman dan berombak, warna kulit agak coklat, tinggi badan sedang, lampai, kurus dan ada juga yang tegap. Mata hitam, ujung hidung besar dan batang hidung tajam. Nama Yahudi tepatnya diambil dari nama putera ke empat Ya’kub dari isterinya Layya yakni Jehuda.
Wanita-wanita Bani Israel/Yahudi sangat mudah melahirkan dan memiliki keturunan. Sampai-sampai Fir’aun sendiri mengkhawatirkan keberadaan ini. Khawatir dengan pertumbuhan yang begitu pesat. Walau siang malam tenaga para lelakinya dikebiri untuk memenuhi angan-angannya mendirikan bangunan-bangunan raksasa, toh jabang bayi dari rahim wanita-wanita Bani Israel tetap melahirkan orok. Disatu sisi keberadaannya dibutuhkan untuk membangun bangunan raksasa disisi lain keberadaannya dapat mengancam kedudukan Fir’aun karena ramalan staf ahli di lingkungannya mengisyaratkan bahwa tahta kerajaan Fir’aun tidak akan lama lagi berakhir. Berakhir ditangan seorang lelaki keturunan Bani Israel. Untuk meredam kegelisahan hati dan kekhawatiran akan tergulingkan dari singgasana kebesarannya, Fir’aun memerintahkan bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir wajib dibunuh. Ketika hal ini akan disosialisasikan, sebahagian staf Firaun menganjurkan satu tahun dibunuh, satu tahun tidak dibunuh. Artinya pembunuhan atas nama kekhawatiran itu diberlakukan dengan berkelang tahun. Mengingat Firaun memerlukan tenaga pria untuk membantu merealisasikan bangunan-bangunan besar yang diinginkannya. Ketika Nabi Harun as lahir, saat itu tahun tidak berlakunya pembunuhan bayi. Sementara kelahiran Nabi Musa as adalah saat berlakunya tahun pembunuhan bayi lahir.atas izin Allah swt, jabang bayi Musa justru akhirnya hidup di lingkungan keluarga Firaun sendiri. Dari kekhawatiran akibat buah mimpi yang dialami Firaun hasilnya, 600000 bayi laki-laki harus kehilangan nyawanya. Sadis. Positifnya 600.000 bayi akan menjadi ahli syurga. Jika mereka terus besar, akan semakin banyak lahir generasi-genarasi pembangkang.. Karena memang sebahagian tabiat orang-orang Yahudi adalah pembangkang dan selalu menolak kebenaran.


Hal ini juga dialami oleh nabi Musa sendiri ketika belajar apa yang tidak tampak dari Nabi Khaidir as. Kisah ini dapat dilihat dari al qur’an surat al kahfi ayat 74, 80 dan 81.

74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr membuuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".


80. dan Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
81. dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).

Bani Israel/ Yahudi adalah keturunan nabi. Mereka cerdas. Dibalik kecerdasannya mereka juga memiliki tabiat yang buruk, suka membangkang, mengengkari kebenaran.
• •
181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan Kami kaya". Kami akan mencatat Perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar".
182. (azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Nya.

Hikmah Dibalik Peristiwa

Dalam budaya Yahudi, begitu mengetahui siibu mengandung, sang ibu akan sering bernyanyi dan main piano. Siibu dan bapak akan membeli buku-buku matematika menelaah dan menuelesaikam soal-soal matematika secara bersama. Mereka tak sungkan bertanya jika terbentur akan soal yang sulit. Ketika ditanya tentang kebiasaan itu, dengan ringan mereka menjawab bahwa itu adalah untuk anak mereka, anak yang masih dalam rahim ibunya. Ketika hamil, makanan yang dikonsumsi juga menjadi perhatian. Menunya adalah kacang-kacangan, kurma dan susu. Jika makan ikan, mereka pantang memakan kepalanya. Menurut wanita Yahudi, daging ikan sangat baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik untuk perkembangan dan pertumbuhan otak anak dalam kandungan. Yang tidak mereka lupakan adalah mengkonsumsi pil minyak ikan. Kalau sudah ada daging ikan, tidak lagi ditemukan daging-daging lain. Menurut mereka, campuran daging dan ikan tidak baik dikonsumsi dalam waktu bersamaan. Ketika dalam jamuan undangan, yang mereka hidangkan terlebih dahulu adalah buah-buahan sebelum hidangan utama. Jika memakan hidangan utama berkarbonhidrat seperti nasi atau roti disusul buah-buahan, akan menyebabkan mata mengantuk.Di Israel, merokok adalah hal yang tabu. Jika diundang makan ke rumah orang Yahudi dan anda merokok, jangan terkejut kalau anda disilahkan keluar, menyuruh anda merokok diluar. Menurut ilmuwan di universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh).Sejak kecil anak-anak Yahudi dilatih bermain piano dan biola. Ini menjadi kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Dibidang olah raga anak-anak dilatih memanah, menembak dan berlari. Memanah dan menembak membuat otak terasah agar focus. Sudah besar dapat dijadikan untuk pertahanan bela Negara. Pada tingkat sekolah menengah anak-anak diarahkan pada sains. Mereka didorong untuk menciptakan dan menghasilkan produk. Meski kadangkala proyek mereka kelihatannya lucu dan memboroskan tetap diteliti dengan serius. Apalagi bila penelitian itu dibidang medis, senjata atau tehnik, ide itu akan terus diteliti sampai menghasilkan. Satu lagi yang menjadi keutamaan mereka adalah belajar ekonomi. Dalam pelajaaran ini sebagai tugas terakhir para mhasiswa akan diberi tugas perkelompok mengerjakan proyek dan mendapat nilai kelulusan jika dari proyek ekonomi itu menghasilkan keuntugan sebanyak $ US 1 juta. Uraian ini tertuang dalam thesis Phd-nya Dr. Stephen Carr Leon setelah selama 3 tahun menjalani housemanship di beberapa rumah sakit di Israel dan menyelesaikan thesis ini setelah 8 tahun kemudian. Setelah menjalani serangkaian penelitian dan pegamatan langsung di lapangan..



Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina ? Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab akhir tahun 2008 lalu memfokuskan pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang diberitakan oleh media massa, hampir setengah dari korban holocaust itu adalah anak-anak. Selain memang tabiat Yahudi yang tidak memiliki nurani, target pembantaian anak-anak bukanlah kebetulan. Sebulan sebelumnya, seusai Ramadhan 1429 H, Ismail Haniya pemimpin Hamas Palestina melantik 3500 anak-anak Bani Israel/ Yahudi yang hafiz al qur’an 30 juz. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al qur’an ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi.”Jika dalam usia semuda itu mereka sudah dapat menghapal al qur’an 30 juz, bagaimana 20 tahun ke depan ?”. Akibatnya 500 hafiz al qur’an yang sangat berpotensi harus kehilangan nyawanya.
Fir’aun sadis, ya. Fir’aun kejam,tidak salah. Fir’aun zalim, benar. Ada satu riwayat tentang Fir’aun, khususnya Fir’aun masa Nabi Musa as. Karena jika berbicara tentang Fir’aun, kejadiannya selalu terkait dengan Nabi Musa as. Umumnya bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, dalam keadaan suci. Hal ini dikecualikan pada Fir’aun. Syekh albani dalam Shahibul Jami’ menghasankan bunyi hadits “wakhalaqa fir’aun fi bathni ummihi kafirun” dan Fir’aun dijadikan oleh Allah dalam perut ibunya dalam keadaan kafir”. HR Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil dan Imam Thabrani dalam Al Ausath. Abu Sa’id Al-Khudri radiyallahu ‘anhu menceritakan, saat menyampaikan hadits ini Rasulullah saw sedang berkhutbah dihadapan kami pada sore hari. Nabi saw bersabda “yuwladu nnas ‘ata thatbaqatin syatta, manusia dilahirkan berdasarkan tingkatannya sendiri-sendiri”. Ada yang lahir mukmin, hidup mukmin dan mati dalam keadaan mukmin. Ada yang lahir kafir, hidup kafir dan matipun dalam keadaan kafir. Ada yang lahir mukmin, hidup mukmin mati dalam keadaan kafir sarta ada yang lahir kafir, hidup kafir tapi mati dalam keadaan mukmin. Berkata Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, pada saat inilah hadits diatas disabdakan Rasulullah saw “khalaqa l-lahu Yahya bin Zakaria fi bathnihi ummihi mu’minan fi bathnihi ummihi kaafirun” (Tafsir Qurthubi, surat At Thagabun:2, As Shahihah Syeikh albani dan Hadits ‘Aisyah dalam shahih Muslim.
Peristiwa yang sama terjadi juga saat Hitler memimpin Jerman. Referensi sejarah mencatat sekitar 6000000 (enam juta) Yahudi harus meregang nyawa disaat Hitler brrkuasa di Jerman. Referensi sejarah mencatanya sebagai holocaust. Hanya oleh satu orang George Soros saja, dunia sudah dibuat pusing dan keblinger, apalagi jutaan ? Walaupun Ternyata dibalik itu ada hal yang perlu menjadi bahan kajian lebih mendalam. 6000000 bukan angka yang kecil. Bagaimana situasi Eropa, khususnya propinsi-propinsi di Jerman saat itu. Mengumpulkan, mensortir dan lain sebagainya. Karena pada saat bersamaan mesin perang Jerman sedang dimaksimalkan untuk menghadapi Sovyet di Timur dan Sekutu di Barat. Peralatan yang digunakan ?. Waktu yang dipakai untuk menghabiskan nyawa 6000000 manusia Yahudi. Referensi dan literature tentang itu sebahagian besar keluar dari hasil karya keturunan Yahudi. Sedangkan Fir’aun yang sudah jelas engkar dan menyatakan dirinya Tuhan hanya sanggup menghabiskan Yahudi 6000 orang, apakah ia Hitler lewat kaki tangannya dapat mencapai angka sedemikian besar ? Wallahu a’alam.

Belajar dari hewan

Allah swt berfirman dalam al Quran surat An Nahl ayat 66 :
66. dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Allah swt juga berfirman dalam Al Quran surat Al An’am ayat 38 :
38. dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
Bentuk kesamaan itu adalah pada sesama makhluk, hidup dan mati sama-sama memiliki rezeki. Namun dengan akalnya manusia memiliki nilai tambah jika itu diberdayakannya dengan maksimal, bila tidak bisa manusia itu sama saja atau bahkan bisa jadi lebih rendah dari pada hewan sekalipun. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat At Tien 4-5:
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
5. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
Isyarat yang sama juga disampaikan Alah swt dalam Al qquran surat Al A’raf 179 :
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Ketika seekor musang berbuat kenakalan, ia hanya mengambil seekor ayam atau dua buah pisang, tapi jika kenakalan manusia yang keluar, maka ia akan mengambil melebihi dari pada yang diambil musang. Ayam dan itik adalah hewan jenis unggas yang akrab dalam keseharian kehidupan manusia. Mereka akan jadi korban ketika manusia itu lahir, syukuran, pernikahan bahkan meninggal. Itu untuk dikonsumsi. Lain lagi saat berjangkit flu burung, mereka juga jadi korban, dimusnahkan tanpa ampun. Demikian juga dengan telur keduanya. Walau demikian akrabnya kita manusia dengan unggas ini, namun ada yang barangkali luput dari perhatian kita tentang megasuh anak.
Seekor ayam, akan berusaha mengais untuk menemukan makanan, begitu dia temukan sebutir beras umpamanya, secara khas ia akan memanggil anak-anaknya, hingga kemudian diantara anaknya terjadi perebutan dan tak jarang saling kejar bahkan kerkelahi. Kejadian seperti ini akan terus berlangsung sampai kemudian sang anak mampu mengais makanan sendiri.
Hal yang berbeda terjadi pada itik. Ia akan menggiring anak-anaknya ke tempat yang ia anggap banyak menyimpan makanan dan di sana ia akan memberi keleluasaan pada anaknya untuk mencari mkan sendiri. Sampai akhirnya mereka pulang bwesama-sama dengan keceriaan dan kegembiraan yang kita mendapat inspirasi, seperti itik pulang petang yakni tembolok penuh jalannya lamban.
Jenis unggas memang mendapat perlakuan takdir yang berbeda jauh apabila kita banding dengan hewan pemakan rumput atau daging. Jenis hewan yang terakhir ini menyusukan anaknya sekaligus juga mendapat makanan tambahan. Artinya ketergantungan pada induk lebih tinggi pada hewan menyusui termasuk haya watun natiq, hewan yang pandai berbicara, yakni kita manusia.
Jadi sepertinya pada kehidupan ayam dan itik ada yang patut dipelajari oleh manusia yang berakal dan tentunya merupakan sumber inspirasi bagi kita.. yang jelas kemandirian lebih segera ditemukan pada dunia itik serta minus tawuran. Sementara ketergantungan pada induk serta perkelahian karena latar belakang perebutan lebih menonjol pada dunia ayam. Apakah sifat ayam dan itik dapat mempengaruhi sifat manusia yang banyak mengkosumsi kedua jenis hewan itu, tentu perlu penelitian lebih jauh.




Selanjutnya mari kita belajar dari sumber alam tentang perlakuan anak kepada ibunya. Pertama anak pisang. Anak pisang secara alami akan mengellingi induk sampai akhirnya akarnya menggantung sehingga batang tinggal sebesar betis, jantung sebesar kepalan tangan, ketika timbul buah, hanya lebih kurang sebesar jemari, padahal namanya pisang ambon. Alangkah baiknya jika saja antara anak dipisah dengan induk, sehingga akan muncul tandan yang standart.
Kedua, anak gilingan cabe, ia akan terus menari diatas induk, meski sebenarnya sang induk sudah legok. Tugasnya hanya akan melumat apa yang ada diatas induk. Ketiga, anak panah , setelah diarahkan kepada sasaran yang akan dituju, berhasil atau tidak, pernahkan anak panah atau ketapel pulang ke induk ………?. Keempat anak tangga. Posisinya menggunakan induk kanan dan kiri serta fungsi keberadaannya menjadi pijakan bagi mencapai posisi yang lebih tinggi.
Jika kita mengamati hubungan antara anak dan orang tua tidak lebih dari keempat macam bentuk di atas dan kiranya kita berada seperti sifat anak tangga, yang mampu meningkatkan marwah serta martabat orang tua, baik dihadapan sesame manusia apalagi dihadapan Allah swt.
Rasa cinta dan sayang orang tua kepada anak adalah ketentuan dari Sang Maha Pencipta, namun rasa hormat serta sayang anak kepada orang tua adalah hasil pendidikan. Al quran banyak memerintahkan agar anak berlaku ihsan kepada orang tua. Oleh karenanya, ketika kita gagal mendidik anak, maka siap-siaplah kita untuk menuai kedurhakaan.
Dikala ajal mendekati Nabi Ya’kub as, ia memanggil putra putrinya berkeliling disamping tempat tidurnya, ketika itu ia mengajukan satu pertanyaan.
Hal ini diisyaratkan Allah swt dalam al quran surat Al Baqarah 133.
133. Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Orang tua yang bijak, hendaknya memiliki kekhawatiran dan keraguan tentang masa depan aqidah serta ibadah putra putrinya dengan tanpa meremehkan masa depan ekonominya. Sangat bias jadi barangkali, kesakehan seorag anak itu, tidak ditemukan ketika orang tuanya masih hidup, namun sesudah kewafatannya barulah Hidayah Allah itu muncul sebagai hasil dari sebuah doa seperti isyarat Al quran dalam surat Al Furqan 74 :

BALA MENGHAPUS DOSA

“Kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkanNya di muka bumi sesuatupun dari binatang melata” QS An Nahl 61
Senada dengan itu Allah juga berfirman dalam al quran surat Al Kahfi 58 “jikalau Dia mengazab mereka karena perbuatan dosa-dosa mereka, tentu Dia akan menyegera kan azab bagi mereka”. Dalam ayat lain al quran surat Ali Imran ayat 11 Allah ada berfirman “karena itu Allah menyiksa mereka karena dosa-dosa mereka”. Juga dalam Al An’am ayat 6, “ kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri”.
Secara umum bahwa azab, kehancuran, malapetaka yang dialami manusia di setiap zaman adalah disebabkan oleh kesalahan dan dosa. Sama ada karena menentang hokum syar’I maupun hukum alam. Bias kita artikan, tangan mencincang bahu ikut memikul. Tak usah kita kaji kerusakan alam, bahkan seorang tua saja yang kurang mampu mengasuh anaknya, orang sekampung bakal ikut merasakan segenap prilaku anak dimaksud. Bukankah kita yang hidup bermasyarakat , ibarat menumpang pada sebuah kapal, satu saja diantara penumpang yang melubangi kapal, semua bakal ikut tenggelam.
Disinilah perlunya apa yang menurut konsep Islam amar makruf nahii munkar. Menyuruh yang baik dan mencegah yang buruk satu paket, satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Mengakar, tidak sekedar dipucuk. Ketika kita melarang minuman keras, bukan hanya kedai tanpa izin atau minuman bermerk palsu atau peminum saja yang dirazia, namun akarnya sekalian dicabut yakni pabrik. Bila kita melarang perzinahan, bukan saja wanita psk yang diuber-uber, tetapi para lelakinya, bahkan termasuk tempat perzinahannya dimusnahkan. Jika kita benar-benar melarang rokok, bukan saja di tempat umum tidak saja penjualnya, jika berani langsung tutup pabrik serta kebun tembakaunya.



Begitu pula amar makruf, bukan saja mesjid yang kita bangun, akan tetapi majlis taklim, sekolah agama bahkam jika perlu orang islam yang tidak ke mesjid di razia. Para wakil rakyat yang berada pada tempat terhormat, khususnya yang muslim dari partai politik manapun ia berasal, sudah sepatutnya memikirkan dan merancang peraturan daerah yang sesuai dengan agamanya, sementara yang non muslimpun pasti akan beruntung jika mengikutinya. Sebab keamanan, ketentraman, adalah dambaan segenap umat.
Secara pribadi muslim, setiap kali kita usai berudhuk kita selalu melantunkan doa “Ya Allah, jadikanlah aku minattawabiina wa minal muthothohhirina” “yang senantiasa bertaubat dan suci”.Ditambah lagi setelah selesai sholat kitapun dengan luga dan jujur mengakui serta berucap “Zolamna anfusanaa” “kami telah sering menzalimi diri kami sendiri”
Zholim berarti prilaku diluar aturan. Bukan saja yang berkaitan dengan dosa akhiirat namun juga pola hidup yang tidak sehat, juga yang sifatnya menganggu hak orang lain dan yang paling fatal adalah kemusyrikan. Kesemua itu manakala kita lakukan, panennya akan kita tuai sendiri, baik kini maupun nanti.
Andaikan setiap pendosa alias penzholim dibalas kontan oleh Allah swt secara duniawi maka dapat dipatikan ukhrawinya tuntas. Sangat bias jadi bahwa penyakit, musibah harta, kenakalan putra putri kita adalah merupakan teguran alias kesalahan masa lalu kita dan memang sebaiknya memang kita berfikir seperti itu. Dan mudah-mudahan itu merupakan bentuk pengampunan bagi kita. Jika itu kita renungkan, fikirkan , sekaligus bias menjadi penambah keimanan kita.
Adapun jika kehidupan kita terus menerus berjalan mulus, meski kita “nakal” pun tidak ada muncul bentuk teguran, seolah kita melalui jalan tol dikehidupan, jangan anggap bahwa kita disayangi oleh Allah atau kita diberkati. Sesungguhnya itu pertanda celaka. Sangat bias jadi itu merupakan istidroj, mempertingi tempat jatuh.
Manusia paling sering dapat bala, adalah para Nabi, Rasul serta yang mencoba meniru mereka, bukankah mereka itu kesayangan Allah………..?. Seringkali memang ketika tersandung kita mencoba mengkaji apa yang membuat kita tersandung, sehingga ke depan lebih waspada, lebih matang dan lebih bertanggung jawab

Sabtu, 08 Mei 2010

Kemalangan Menuju Malang (3)


Usai acara pembukaan, saya dimarahi habis-habisan oleh Bapak yang berangkat dengan isterinya karena menganggap saya tidak transparan dalam pembagian undangan masuk. Saya kaget, tidak menyangka sama sekali kenapa bapak ini tiba-tiba ada di situ, persis setelah kami menyeberang jalan. Sepertinya memang sengaja menunggu saya. Saya tidak bisa berikan alasan. Saya cuma diam menerima umpatan dan kejengkelan beliau. Isterinya coba menenangkan suaminya yang kalap. Malah isterinya bilang, “Bersyukur kita tidak dapat undangan dari si Fuad, karena dengan begitu kita malah dapat masuk lewat gerbang VIP”. Rupanya ketika mereka sadar ditinggal oleh rombongan, mereka berinisiatif berangkat berdua saja ke Gajayana. Saat celingak-celinguk itu, mereka bertemu dengan ibu Mahyunas, peserta utusan dari Binjai. Jadi oleh penjaga gerbang, dikira bapak dan ibu suami isteri ini juga utusan/pesera dengan alasan undangan tertinggal. Sungguh demikian, beliau tetap kecewa dengan sikap saya yang disebutkan beliau tidak transparan. Malah beliau menuduh saya menerima sejumlah uang dari dua bapak-bapak yang saya beri undangan. Situasi seperti in, jelas tidak enak. Karena kami satu penginapan. Saya hubungi mas Edy Priono, agar menjemput saya dan ingin tidur di tempat beliau. Secara kebetulan, mas Edy memang sedang berada diseputar Gajayana. Tak lama beliau datang menjemput dengan mobilnya. Saya pamit dengan teman-teman yang lain dan mohon pengertian mereka. Menjelang rumah mas Edy, pendirian saya beubah. Biarlah ini saya tanggung. Ini adalah konsekwensi dari tugas saya. Saya minta mas Edy menghantar saya ke Bukit Cemara Tidar. Tapi saya tidak pulang ke penginapan. Saya bergabung dengan ibu-ibu yang juga diantaranya ada seorang bapak.. kami tidur di sofa, ruangan tamu.

Hari senin pagi selesai sarapan, bapak yang tadi malam memarahi saya habis-habisan pamitan. Beliau akan ke rumah keluarganya di Bogor Tinggalah saya dengan dua bapak yang lain, pak Mawardi dan pak Ahamdsjah. Perasaan saya sedikit tenang. Dalam satu kesempatan, saya keluarkan uneg-uneg hati saya kepada kedua bapak-bapak ini. Saya kecewa dan penasaran, kenapa koq bapak itu bisa tahu kalau ada pembahagian undangan. Padahal sewaktu di air terjun Coban Rondo, saya sudah wanti-wanti betul bagaimana supaya pembagian undangan itu tidak diketahuinya. Karena kenyataannya, kalau bapak dan isterinya dapat berarti satu diantara bapak bapak itu pasti tidak dapat. Bapak itu satu kesatuan tapi kenyataan berdua dengan isterinya. Dua tapi satu atau satu tapi dua. Bahkan sampai keluar ungkapan dari mulut saya omongan yang seharusnya tidak pantas saya keluarkan. Lebih-lebih pada ke dua bapak-bapak ini. Hal itu menyebabkan komunikasi antar kamipun jadi tersendat.

Senin pagi kesehata ibu Jamilah sudah membaik. Beliau sudah kembali bersama rombongan lain. Menjelang siang, beberapa ibu-ibu pamitan ke saya untuk ke rumah keluarga mereka. Dengan kenderaan mas Priono, saya menghantarkan ibu jamilah beserta beberapa ibu yang ikut dengannya, ke rumah keluarganya di perumahan mewah Puncak Dieng. Kemenakan ibu Jamilah mengurus rumah mewah ini. Pemiliknya sendiri, khabarnya pejabat di Jawa Tengah. Di rumah ini, malah ada fasilitas kolam renangnya. Saya dan kawan-kawan yang ikut sempat beristirahan di rumah ini. Pada hari yang sama. Ibu Jamilah memberitahu saya, bahwa hari Sabtu beliau sudah harus tiba di Binjai. Karena hari itu ada acara di rumah Beliau. Jadi beliau menyuruh saya mencari informasi tiket Surabaya-Medan. Sepulang dari Perumahan Puncak Dieng menuju Bukit Cemara Tidar bareng mas Priono beberapa travel kami singgahi hasilnya nihil..

Dua anak gadis yang mendapat jatah undangan, malah pamitan ke Surabaya . Dengan modal informasi seadanya dan melibatkan arahan dari mas Edy Priono, Sugria Kurniawaty dan temannya berangkat dengan menggunakan taxi. Mas Edy menyesalkan sikap saya yang melepaskan kedua anak gadis ini pergi. Tapi, saya tidak pula bisa menghalangi niat mereka. Dengan Bismillah dan Tawakal’alallaahi, menjelang malam mereka sampai ke tempat yang dituju dengan selamat. Alhamdulillah.

Hari Selasa bakda shubuh, saya jalan-jalan mengitari perumahan Bukit Cemara Tidar. Dari ketinggian di perumahan ini, wajah kota Malang terlihat dengan jelas. Diketinggian sekitar 600-an meter dpl. perumahan ini memiliki hawa sejuk. Tak jauh dari perumahan, tanpa sengaja kami menemukan situs sejarah Candi Badut. Menururt informasi Mas Priono, keberadaannya sudah ada sejak masa kerajaan singosari. Dari penelusuran kami, candi ini cukup terawat walau di sana-sini terdapat kerusakan karena ulah tangan jahil pengunjung. Hari ini rombongan Binjai semakin berkurang.

Ketika mengikuti salah satu sesi acara bareng ibu-ibu seorang teman memberitahu saya ada tiket city link Surabaya-Medan. Dia akan booking jika saya mau. Sayangnya saya tidak bisa mengiyakan kemauannya, karena harus konfirmasi dulu ke ibu Jamilah. Saya hubungi ibu Jamilah dan teman serombongan beliau di Perumahan Puncak Dieng, hasilnya satupun tidak dapat dihubungi. Dengan bantuan mas Priono, saya datangi bu Jamilah dan menjelaskan apa yang saya alami. Beliau awalnya menyesalkan saya kenapa tidak membooking tiket city link, tapi akhirnya memaklumi karena ibu Jamilah belum memberikan uang beli tiket ke saya. Kemudain beliau memberi saya sejumlah uang untuk beli tiket Dengan uang yang ada di saya pemburuan tiket dilaksanakan, tapi hasilnya nihil. Sementara beliau tetap bersikeras agar saya dapat mengupayakan tiket Surabaya-Medan. Saya jelaskan, agak sulit menceri tiket Surabaya-Medan. Tapi kalaupun ada, Jakarta-Medan.Kalau Jakarta-Medan, Insya allah tiket akan mudah didapat. Ibu Jamilah keberatan, karena merasa tidak memiliki keluarga di Jakarta . Saya jelaskan, bahwa saya adalah anak ibu, jadi kakak saya di Jakarta juga anak ibu, Insya Allah mereka dapat membatu. Saya hubungi keluarga di Jakarta , dan mereka siap membantu. Akhirnya Ibu Jamilah menyerahkan segalanya kesaya dan beliau hanya manut saja, setelah saya jelaskan segala sesuatunya tentang rencana yang akan saya jalankan. Sebagai konsekwensi dari pernyataan saya ini, saya harus pulang lebih awal dari rencana semula yakni sampai penutupan muktamar. Ibu Jamilah juga menyampaikan keinginannya untuk mendatangi keluarganya di luar kota dan rencananya menginap di sana .

Hari Rabu hanya tinggal kami bertiga di perumahan Bukit Cemara Tidar. Atas permintaan keluarga saya transfer uang ke Jakarta untuk biaya beli dua tiket Jakarta-Medan dengan jadwal keberangkatan Sabtu pagi. Karena salah pilih angkot dan tidak pula tanya sana-sini, pulang dari bank turun dari angkot terpaksa saya naik taxi. Jelas biaya jadi berkali lipat, apa boleh buat. Tak lama pulang dari bank, saya dan dua bapak-bapak yang masih tinggal, Pak Mawardi dan pak Ahmadsjah mendapat kunjungan dari Mas Edi Priono dan keluarganya. Dengan senang hati beliau mengajak kami jalan-jalan dan makan siang di satu resto lesehan yang bernuansa alami. Saya lupa nama resto dan lokasinya. Kami juga mampir di lokasi bazaar muktamar dan membeli beberapa buah tangan. Saya juga membelikan satu set pulpen dengan logo muktamar dan diukir nama untuk puteri Mas Edi Priono, Lala. Ketika berjalan-jalan itu, pak Mawardi minta dicarikan tempat penjualan tiket.Saat beliau menanyakan menanyakan tiket kereta api ke suatu daerah, di travel yang letaknya berseberangan dengan tempat penjualan tiket kerta api saya iseng menanyakan ada tidak sheet Jakarta-Medan untuk penerbangan hari Kamis. Kebetulan ada. Setelah tahu harga tiketnya, dan menururt saya tidak terlalu mahal langsung saja saya booking. Saya ajak Pak Ahmadsjah untuk berbuat yang sama, seraya mengingatkan paling tidak untuk pulang kita sudah aman. Akhirnya beliau setuju. Setelah pulang jalan-jalan, pak Mawardi setengah memaksa agar kami singgah ditempat penjualan tiket tadi. Untung tiket dengan penerbangan yang sama masih ada tersisa satu. Terang saja keadaan ini tak disia-siakan beliau dan membuat beliau senang. Niat naik kereta api ke keluarganya batal dengan alasan keluarganya tak dapat dihubungi.

Hari Kamis dengan bus kramat jati, diantar mas Priono saya dan ibu Jamilah beserta adik beliau meninggalkan kota Malang menuju Jakarta . Kami tiba di rumah kakak saya di perumahan Larangan Indah, Ciledug menjelang magrib hari jumat tanpa halangan berarti. Adik saya menginformasikan bahwa pesawat yang bakal ditumpangi adalah pesawat transit dari Malaysia dan berangkat pukul 05.30 dari Cengkareng. Setelah makan malam dan berbasa-basi, ibu Jamilah istirahat. Pukul 03.00 dinihari mereka sudah bersiap-siap. Saya pastikan beliau-beliau ini tidak tidur. Dengan bantuan adik saya Fadly, dengan taxi kami menuju bandara Cengkareng. Saya sholat shubuh di salah satu sudut ruangan di bandara. Saya hubungi keluarga ibu Jamilah di Binjai tentang pesawat yang ditumpangi ibu Jamilah. Ketika saya kembali ke rumah kakak di Larangan, semua yang saya alami kembali menarik dipelupuk mata saya. Bapak yang mengundurkan diri, kemudian mendaftar lagi karena melonjaknya harga tiket pesawat, bahkan mendaftar ulang bareng isterinya. Kemudian komplain dengan fasilitas bus yang disediakan pihak travel ketika akan berangkat ke Belawan, kemudian bus L-300 nya yang mengalami kerusakan, kemudian mencari kejelasan harga tiket saat di kapal, kemudian tercecernya seorang anak gadis di tanjung priuk akibatnya saya dimarahi habis-habisan oleh orang tua sigadis, kemudian dituduh menerima uang saat membagi undangan masuk acara pembukaan, kemudian pulang lebih awal dari jadwal yang direncanakan, kemudian, kemudian, kemudian.

Akhirnya sesuai jadwal, kami berkumpul kembali di Cengkareng bareng pak Ahmadsjah, pak Mawardi. Ketika kami tiba di bandara polonia medan , mobil Toyota kijang putih punya anak pak Mawardi sudah menanti kami untuk membawa kami kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Kemalangan Menuju Malang (2)


Dalam keadaan setengah menggigil karena dingin akibat basah oleh air hujan dan mobil yang ber a-ce, seorang ibu rombonganku menawarkan kain sarung untuk menggantikan celanaku yang memang kuyup oleh hujan. Aku mengambil posisi di ruang yang disediakan untuk merokok karena di situ tidak ber a ce. Perasaanku beragam. Serba salah. Serba susah. Tak tahu mau berbuat apa. Teman yang lainpun tak dapat berbuat banyak. Mereka semua pasrah tentang apa yang akan terjadi. Semua berharap sama, anak gadis yang tinggal, dapat bertemu dengan bu Ning dengan selamat. Hampir pukul 23.00, hapeku berdering, “Ya assalamu’alaikum” sahutku membuka percakapan dengan salam.”Wa’alaikum salam, Pak Fuad ini kak Naning, saya cuma mau menyampaikan bahwa si A sudah ada sama saya sekarang” sahut suara diseberang telepon. “Alhamdulillah bu. Hati-hati ya buk. Mudah-mudahan kita bisa barengan di Malang. ”. Terus terang, bulu kudukku merinding. Subhanallah. Allahu akbar, puja dan puji syukur ke hadiratMu ya Allah. Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengabulkan permohonan kami. Mempersatukan si A dengan kak Naning, orang yang memang diberi tanggung jawab untuk menjaganya Tak putus-putus aku mengucapkan puji syukur atas keajaiban yang diberikan Allah swt kepada kami. Segera berita gembira ini kusampaikan kepada rombonganku. Semua mengucapkan puji syukur. Alhamdulillah. Penumpang lain malah ada juga yang bersimpati, turut menyampaikan kegembiraannya. Mereka bersimpati padaku. Masalahnya, aku telah mampu (paling tidak demikian penilaian mereka) mengkoordinasikan rombongan yang sebahagian besar para manula dan ibu-ibu lagi.

Bayangkan, seorang anak gadis yang masih hijau konon belum pernah ke Jakarta terlantar di tanjung periuk., sendirian. Belakangan dari cerita-cerita yang kudengar , ternyata dalam sikapnya yang agak lasak di kapal ia berkenalan dengan seorang ibu. Si A memang lebih suka dan lebih sering bergabung dengan teman sekapal yang lain ketimbang dengan rombongannya dari Binjai.. Barangkali dia punya pertimbangan tersendiri. Begitu sampai ke darat, langsung si A mencari wartel dan menelepon ke keluarganya. Kepergiannya ke wartel tanpa permisi dan tanpa sepengetahuan anggota rombongan lainnya. Aku sendiri, karena tegesa-gesa akibat konfirmasi dari awak bus kramat jati tentang kegelisahan penumpang yang menunggu kami, tidak lagi mencek anggota. Siapa sangka, si A nyelonong pergi mencari wartel tanpa pemberitahuan ke temannya yang lain dalam rombongan ?. Nah begitu selesai dari wartel, dia kaget dan pucat pasi melihat tidak satupun rombongannya ada. Dia celingak celinguk sendirian. Dalam kepanikannya dia menelepon keluarganya di Binjai seperti kuceritakan di atas. Saat itulah, si ibu yang dikenalnya di kapal menanyai keberadaannya. Sungguh, aku merasakan kasih sayang Allah swt saat itu terhadap kami sungguh luar biasa. Aku sendiri belum pernah menyampaikan informasi ke anak gadis ini akan bus yang kami tumpangi menuju Malang . Analisaku, karena bu Ning lain bus denganku dari tanjung periuk ke terminal kramat jati, terjadi komunikasi antara si A dengan buk Ning. Karena di tanjung periuk, aku sudah menerima 17 tiket bus kramat jati yang diurus keluargaku. Allahu akbar, secara kebetulan, ternyata rumah si ibu persis berseberangan dengan terminal bus kramat jati. Seterusnya sudah dapat diterka, mereka menginap di rumah ibu itu. Menurut informasi mereka berangkat keesokan paginya. Hebatnya lagi, ibu itu adalah penganut nashrani. Masya allah.Luar biasa. Sampai sekarangpun, jika mengingat kejadian ini, rasa syukur senantiasa saya ucapkan. Saya tak dapat bayangkan, apa kejadian yang bakal menimpa saya jika saja si A ini tercecer dan hilang ditelan belantara Jakarta .

Teman sebangku saya di bus Kramat jati mas Edi Priyono. Beliau menyampaikan rasa simpatinya kesaya dan memberi saya card-name nya. Beliau mengundang saya jika ada masalah, jangan sungkan menghubungi dia di Malang . Seyogyanya, menurut jadwal bus masuk kota Malang bakda shubuh, tapi karena berangkatnyapun sudah lewat jauh, bus yang seyogyanya berhenti di mesjid memberi kesempatan penumpang untuk sholat, ini tidak terjadi dan tidak biasanya. Bus terus melaju. Saat itu, saya lihat mas Edi tayamum dan sholat di bus. Terus terang, saya malu. Saya mengakunya kader Muhammadiyah, tapi hal seperti ini koq kayaknya masih terlalu asing bagi saya. Akhirnya, sayapun ikut melaksanakan seperti apa yang dia lakukan. Tayamum dengan media jok bus dan sholat duduk dengan kebimbangan karena belum pernah melaksanakan. Saya lihat beberapa penumpang lain juga berbuat demikian.

Bakda jum’at bus masuk terminal. Mas Priyono panitia, menjemput kami. Saya bergabung dengan mobil beliau dengan beberapa kawan yang lain. Sementara yang lainnya disediakan L-300. L-300 tahunya pusat kegiatan Muktamar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), langsung saja membawa rombongan saya ke UMM. Sementara oleh Mas Priyono kami dibawa ke Perumahan Bukit Cemara Tidar. Terpaksa, lagi-lagi saya dihebohkan akibat ulah L-300 yang langsung saja terbang begitu dapat penumpang.Jaket kulit yang saya pinjam tercecer di terminal bersama kain sarung ibu yang meminjamkan. Karena begitu turun pegangan saya di bus saya letakkan di atas pagar dan mengurus yang lain.Kain sarung saya dapatkan lagi dari sebuah kedai minuman di terminal itu sementara jaket kulit pinjaman kakak saya lenyap.. Menjelang ashar, rombongan baru berkumpul semua. Setelah mendapat tempat istirahat, sebahagian teman langsung melepaskan rasa penatnya.

Hari sabtu, hari ke dua di Malang bakda sholat shubuh saya diajak mas Priyono melihat rombongan yang baru tiba. Ternyata dari Sibolga (Sumatera Utara). Lebih hebat lagi, mereka menggunakan L-300 ke Malang dan busnya full. 5 hari 4 malam ditempuh dalam posisi duduk. Ini lebih luar biasa lagi. Rombongan ini hanya semalam di Malang , karena mereka melanjutkan perjalanan ke Bali begitu usai acara pembukaan. Sebahagian teman-teman langsung membuat acara jalan-jalan. Setelah mendapat sewaan mobil dari warga komplek mereka pergi melancong. Khabarnya mereka ke Batu Malang. Badan saya masih sangat lelah. Saya tinggal sendirian di komplek. Saya masih ingin istirahat. Menjelang siang, saya mendapat telepon dari Buk Ning agar menjemput dia dengan si A di terminal. Atas bantuan mas Priyono, kami berangkat ke terminal. Dalam perjalanan menuju terminal saya ditelepon teman penggembira yang berangkat naik pesawat, agar saya tak usah pusing mengurus bu Ning dan si A lagi karena ke dua orang ini akan bergabung dengan penggembira lain dari Binjai yang naik pesawat dan menginap di rumah keluarga bu Wirda di Malang. Terlepas ada apa dibalik semua ini, yang jelas sampai detik ini saya tidak dapat membayangkan bagaimana wajah si A karena sampai kembali ke Binjai usai Muktamar dan selama di Malang saya tidak pernah ketemu. Tas kopernya yang terbawa dalam rombongan saya, dijemput anak bu Wirda yang di Malang . Akhirnya, dari menjelang siang sampai malam saya dibawa jalan-jalan sama Mas Priyono yang juga membawa keluarganya sekalian mengambil tanda penggembira. Ketika mampir di komplek UMM tempat pusat kegiatan Muktamar, di depan pintu masuk bazaar saya lihat seorang rombongan saya letoy tak bertenaga. Tampak, wajah tua itu sangat kelelahan. Bayangkan, usianya sudah 60-an tahun. Karena semangat dan rasa cintanya pada persyarikatan diusahakan untuk ikut jadi penggembira muktamar. Yang lain sibuk shooping, si ibu kelelahan. Dengan ditemani beberapa teman satu rombongan, ibu Jamilah kami bawa pulang ke penginapan di Bukit Cemara Tidar. Setelah gagal menghubungi posko kesehatan, ibu Jamilah kami bawa ke balai pengobatan yang ada di komplek untuk melakukan check up. Kesimpulan diagnosa, ibu Jamilah kelelahan dan perlu istirahat. Tinggalah beliau dibalai pengobatan itu ditemani rombongan ibu-ibu yang lain. Bakda magrib, saya membezoek ibu Jamilah. Disini beliau merengek minta pulang. Beliau meminta saya agar saya menghubungi anaknya yang ada di Binjai. Terpaksa hal ini tidak saya penuhi. Saya hanya memberikan pengertian ke beliau dan meminta beliau agar sabar serta berpikir dengan jernih. Akhirnya beliau pasrah dengarkan penjelasan saya dan dikuatkan dengan kawan-kawan lain. Hampir tengah, malam tanggung jawab saya bertambah dengan masuknya dua penggembira baru nenek-nenek dari Binjai yang datang belakangan naik pesawat. Keluarganya yang menghantarkan, mengantar ke Bukit Cemara Tidar karena rombongan Binjai menurut panitia yang dihubunginya tercatat tinggal di situ. Apa boleh buat.

Hari Minggu pagi sesuai kesepakatan,kami rekkreasi ke air terjun Cuban Rondo. Semua ikut termasuk dua nenek-nenek yang baru masuk tadi malam dan Ibu Jamilah yanf terpaksa tinggal. Beliau ditemani ibu yang lain yang tidak ikut sengaja ingin menemani ibu Jamilah. Diareal rekreasi ini saya diberi 4 undangan masuk oleh seorang ibu rombongan saya. Menurut beliau dia diberi oleh panitita sebanyak 8 undangan. Kebetulan rumahnya persis disebelah rumah tempat pemondokan ibu-ibu rombongan dari Binjai. Jadi untuk gampangnya, diberinya ke saya 4 (karena saya kordinator, mungkin) dan yyang 4 di dia, katanya akan diberikan ke dua gadis penggembira rombongan kami dengan tujuan agar meningkat rasa keorganisasiannya. Saya setuju-setuju saja. Otomatis, dalam rombongan saya ibu-ibu yang tua, tidak satupun mendapat undangan masuk. Padahal dalam perhelatan muktamar, acara pembukaan adalah peristiwa yang ditunggu-tunggu penggembira dan peserta lain. Jangan harap dapat masuk jika tidak ada undangan. Konon, waktu pembukaan muktamar Muhammadiyah di Yogya seorang anggota PP Muhammadiyah yang terlambat datang karena baru tiba dari Malaysia terpaksa tidak dapat masuk karena tidak ada undangan. Saya sendiri bingung bagaimana membagi yang 4 yang ada di saya. Masalahnya dengan saya ada 4 orang, 3 bapak-bapak yang satu diantaranya beristeri jadi pas 4. Dibagi semua, saya tidak dapat. Akhirnya yang beristeri tidak saya libatkan. Beliau yang dari awal, di Binjai mencabut pendaftarannya karena akan berangkat naik pesawat kemudian mendaftar lagi sekaligus dengan isterinya. Beliau pula yang komplain akan fasilitas bus yang membawa rombongan dari Binjai ke Belawan. Beliau pula yang ngotot ingin kejelasan harga tiket saat di kapal. Kepada dua yang mendapat tiket saya wanti-wanti agar hal ini jangan sampai diketahui oleh si Bapak yang beristeri. Sisa yang satu saya niatkan untuk ibu yang memberi saya tambahan uang saku saat di kapal.

Usai dari coban rondo, rombongan membubarkan diri di sekitar stadion Gajayana tempat pembukaan muktamar akan digelar bakda magrib. Masing-masing dengan kegiatannya. Saya hubungi Mas Edy Priono, saya katakan saya akan ke rumahnya dan saya belum makan. Ternyata dia ada di rumah. Setelah dibimbingnya melalui hape saya sampai ke rumah mas Edy Priono. Ketika sholat zhuhur di mesjid Siti Khadijah dekat rumah Mas Edy, terdapat puluhan penggembira dari Sulawesi Selatan yang menginap di situ dengan segala keterbatasan fasilitas MCK nya, sangat beda jauh dengan kami. Di rumah mas Edy saya disuguhi nasi goring dengan porsi jumbo, kemudian ditambahi lagi dengan cake ringan dan sebotol aqua.Saat itu saya dapat telepon dari teman rombongan pesawat menanyakan dimana posisi saya. Karena lokasi stadion Gajayana tak jauh dari rumah mas Edy, dengan berjalan kaki saya pergi ke Gajayana. Karena pintu stadion akan ditutup pukul 16.00. Disekitar stadion, orang sudah ramai. Badan saya rasanya tidak bertulang. Kelelahan akrab dengan saya saat itu. Saya rebahkan badan dipinggir jalan tak jauh dari pintu masuk stadion Gajayana persis di bawah billboard Presiden SBY dan loga Muhammadiyah. Saat bersamaan hembusan angin menerbangkan selembar plastik agak tebal ke arah saya. Saya sambar plastik itu.dan menjadikannya alas kemudian saya rebahan dan saya tertidur lelap seperti orang mati dan itu berlangsung hanya lima menit. Begitu saya tersentak, saya lihat jam, ya tidak lebih dari lima menit. Badan saya ringan, yang tadinya lelah luar biasa, sekarang agak ringan. Saya pandangi orang sekeliling dengan kegiatan masing-masing. Di sisi saya satu keluarga beranak kecil kebingungan entah mau kemana karena tidak memiliki undangan masuk. Saya hubungi mas Priono, menanyakan di mana posisi beliau. Tak lama kemudian, saya lihat ibu-ibu rombongan saya sudah berpakaian seragam organisasi didampingi mas Priono. Saya tanyakan perihal ibu Jamilah. Saya mendapat jawaban bahwa ibu Jamilah masih perlu istirahat. Saya bingung, masing-masing ibu-ibu sudah memegang undangan masuk. Belakangan saya ketahui, ternyata undangan itu diberi panitia sebagai tambahan yang kebetulan tinggal bersebelahan dengan ibu-ibu di Bukit Cemara Tidar. Termasuk dua nenek-nenek yang datang belakangan. Sebenarnya ketika ibu Kartini (salah seorang rombongan yang memberi saya tambahan uang saku di kapal) ditawarkan undangan, setelah menyebut jumlah yang diperlukan, hitungan beliau tidak masuk kepada dua yang datang belakangan. Kenapa akhirnya yang dua bisa dapat ?. Rupanya ketika ibu-ibu menjemput ke tempat penginapan bapak-bapak, bapak yang dicari bareng isterinya tidak ada. Jadi mereka tinggalkan saja, karena memang tidak ada di rumah. Alhamdulillah, semua rombongan saya, kecuali ibu Jamilah dan bapak beserta isterinya yang tertinggal, semua dapat berkumpul karena pintu gerbang masuk undangan kami sama. Bekal penganan yang diberi mas Edy langsung habis. Posisi kami persis berseberangan dengan podium tempat Presiden menyampaikan amanah pembukaannya. Jauh sekali. Tapi kami tetap bergembira, paling tidak karena kami dapat masuk. Belakangan saya dapat informasi tidak satupun rombongan penggembira dari Binjai yang berangkat dengan pesawat udara dapat masuk. Bahkan dengan bertengkar sekalipun dengan penjaga pintu stadion, mereka tetap tidak dapat izin untuk masuk karena tidak memiliki undangan.

Kemalangan menuju Malang


Muhammadiyah adalah organisasi terbesar yang pernah tercatat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia . Tidak sedikit kader putra putri terbaik Muhammadiyah yang memiliki andil dalam menegakkan Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia . Sebut saja, Ki Bagus Hadikusumo, Kahar Muzakkar diawal-awal kemerdekaan. AR Fachruddin dengan ciri khas dakwah Beliau, menjadikan Muhammadiyah tetap eksis sampai detik ini. Karena masa kepemimpinan Beliau, Pemerintah menerapkan azas tunggal. Amien Rais, yang dengan terawangannya didukung gerakan mahasiswa dan masyarakat, berhasil mengakhiri sepak terjang kekuasaan orde baru. Insya Allah, Muhammadiyah akan terus dan tetap eksis sampai akhir zaman.

Muktamar, adalah forum musyawarah tertinggi dalam persyarikatan. Semenjak 5 periode yang lalu sebelum kepemimipinan sekarang setiap pertemuan atau Muktamar digelar, senantiasa diramaikan oleh anggota maupun simpatisan Muhamadiyah. Momen Muktamar yang bersamaan waktunya dengan liburan anak sekolah, menjadi wahana pertemuan antara anggota dan simpatisan dari seluruh Indonesia . Dari Sabang sampai Merauke. Bahkan juga dari luar negeri. Para anggota dan simpatisan yang datang dengan keikhlasan dari berbagai pelosok tanah air dengan biaya sendiri, menandakan kecintaan mereka terhadap gerakan persyarikatan yang didirikan KHA Dahlan allahu yarham ini. Dalam istilah mereka yang datang ini disebut dengan penggembira. Para penggembira ini, oleh panitia tempat akan disediakan pemondokan seperti di rumah-rumah penduduk, di unit-unit amal usaha Muhammadiyah seperti sekolah-sekolah dan unit amal usaha lainnya. Berbeda dengan para peserta yang diberi mandat oleh persyarikatan dan terikat dengan acara-acara, para penggembira ini justru bebas dan merdeka. Mereka tidak terikat. Mau kemana, dan mau ngapain terserah. Biasanya panitia tempat mengadakan kegiatan sampingan untuk para penggembira. Atau para penggembira sendiri yang berinisiatif jadwalkan kegiatan internal mereka. Jadi sementara para peserta berkutat dengan berbagai macam kegiatan untuk memikirkan gerak Muhammadiyah ke depan,para penggembira menggembirakan hati mereka dengan berekreasi atau aktivitas lain yang tidak mengikat. Tidak sedikit yang memboyong keluarga besarnya. Anak isteripun dibawa.

Karena sudah berkali-kali berpartisipasi sebagai penggembira, mulai dari muktamar Muhammadiyah di Yogya, muktamar Muhammadiyah di Banda Aceh, dan muktamar Muhammadiyah di Jakarta, oleh kawan-kaawan di PDM Binjai, pada Muktamar Muhamadiyah ke-45 yang lalu di kota apel Malang, saya ditunjuk menjadi koordinator penggembira dari Binjai dengan tugas menginventarisir para anggota dan simpatisan yang berminat ikut serta sebagai penggembira, mendampingi mereka ke Malang dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang menimpa mereka. Begitu sosialisasi muktamar diadakan, beberapa orang langsung mendaftarkan diri untuk turut serta. Penggmbira yang berangkat dibagi dua kelompok, satu kelompok dengan pesawat udara, satu lagi kelompok kapal laut. Karena kemampuan financial saya di kapal laut, maka penggembira lewat kapal laut jadi tanggung jawab saya. Setiap peserta yang mendaftar, langsung saya belikan tiket kapalnya. Mengingat bersamaan dengan hari libur anak sekolah. Sampai H min dua dari jadwal keberangkatan, masih saja ada yang mendaftarkan dirinya untuk ikut rombongan. Bahkan ada pula diantara penggembira yang awalnya mendaftar, kemudian menarik kembali pendaftarannya dengan alasan ingin naik pesawat, belakangan kembali mendaftarkan diri karena beberapa hari menjelang Muktamar ongkos pesawat mengalami kenaikan yang lumayan besar. Bahkan tidak hanya mendaftarkan diri sendiri, malah berdua dengan isterinya. Sampai pada hari keberangkatan, suami isteri yang paling akhir mendaftar sudah menunjukkn sikap yang lain. Beliau komplain dengan fasilitas yang disediakan olah travel, karena saling berhimpitan dengan sekalian barang penumpang. Dari Binjai ke Belawan, kami disediakan L-300. bergabung dengan penumpang lain yang juga akan berangkat dengan menggunakan kapal laut.

Dilepas oleh PDM Binjai, kamipun berangkat menuju Belawan. Tercatat ada 17 orang yang harus saya pertanggung jawabkan selama dalam perjalanan menuju Malang . Dua pertiganya ibu-ibu manula, sebagai komitmen awal yang telah disepakati, tugas kordinator adalah menghantarkan para penggembira sampai ke Malang . Selepas di Malang kemungkinan ada penggembira yang akan dijemput keluarganya atau ingin ke rumah keluarganya, maka itu sudah diluar tugas kordinator. Dalam perjalanan menuju Belawan, seorang teman peserta penggembira menelepon saya karena L-300 yang ditumpanginya dengan rombongan lain mengalamai kerusakan. Teman yang menelepon meminta saya mencarikan solusinya. Saya katakana saja, karena dia bukan satu-satunya penumpang di L-300 itu, maka berembuk saja antar mereka untuk mencari jalan keluarnya. Bagaimana mungkin saya di rombongan L-300 yang lain beserta dengan rombongan yang ada kembali untuk bergabung dengan bus L-300 yang mengalami kerusakan. 10 menit menjelang kapal melaut, jangkar diangkat, rombongan bus L-300 yang rusak tiba di Belawan. Saya sempat cemas, karena dari information sudah menginformasikan agar para penumpang kapal segera naik ke kapal karena kapal akan segera diberangkatkan. Alhamdulillah. Setelah mencek segala sesuatunya, kamipun barengan naik ke kapal.

Hari Selasa, hari pertama di kapal, beberapa bapak-bapak manula rombongsn saya mempertanyakan discount dari harga tiket kapal. Karena memang tercatat, usia sekian tahun ke atas dengan bukti foto copy diri akan mendapatkan discount dari Pelni. Awalnya saya sempat kebingungan untuk memberikan jawaban, karena berapa ongkos yang ditetapkan pihak travel untuk kelas wisata sebanyak itulah yang saya berikan tanpa mau tahu dengan yang lainnya. Sebenarnya, jika saja para Bapak-bapak itu menyadari posisinya dan faham kesepakatan awal, seyogyanya berapa harga segala macam tetek bengek itu, mereka tidak perlu tahu. Karena panitia pemberangkatan muktamar, c.q kordinator penggembira telah disepakati dengan biaya lima ratus ribu rupiah adalah biaya yang dibebankan kepada penggembira yang ingin turut serta ke Malang . Perkara berapa biaya yang digunakan, koordinator penggembira akan mempertanggung jawabkannya ke PDM melalui panitia pemberangkatan muktamar. Hal ini sudah coba saya jelaskan, tetapi sebagian mereka tetap mengotot untuk menjelaskan perinciannya. Masya Allah. Terakhir, kami terpaksa melibatkan pihak Pelni yang ada di kapal dengan menanyakan segala sesuatu yang menjadi ganjalan para Bapak-bapak ini. Akhirnya, mereka dapat menerima. Alhamdulillah. Kegalauan saya menghadapi tingkah para Bapak-bapak manula terbaca oleh ibu-ibunya. Mereka bersimpati kepada saya dan memberikan saya uang saku. Saya awalnya menampik, karena saya tidak ingin dikira macam-macam. Karena mereka terus memaksa akhirnya pemberian mereka saya terima. , Alhamdulillah.

Hari Rabu, hari kedua kapal singgah di Batam. Beberapa rombongan saya yang mempunyai keluarga di Batam sempat plesiran. Saya sebenarnya diajak dan sudah saya iyakan walaupun hati mendua. Ikut plesiran atau tetap di kapal dengan anggota rombongan lain. Akhirnya kedua-duanya tidak. Karena saya mempunyai sepupu juga di sini, setelah mendapatkan no hp nya, saya hubungi sepupu dan mendapat jawaban dengan terpaksa tidak dapat menjemput saya karena sedang ada tugas yang tidak dapat ditinggalkan. Olehnya saya disarankan untuk menghubungi keluarga yang lain di Batam dan sarannya saya ikuti. Dari informasi tanya sana tanya sini, saya mengetahui lokasi kantor tempat keluarga ini bekerja. Karena memang tak jauh dari pelabuhan, dengan berjalan kaki saya selusuri kota Batam. Yang dicari, tidak ketemu. Ketika kapal kembali melaut, saya dapat telepon dari panitia Malang menanyakan posisi saya dan rombongan dimana. Saya jelaskan posisi dan kemungkinan jadwal tiba ke Malang . Saya betul-betul memaksimalkan kemajuan teknologi yang saya ketahui. Nama rombongan yang saya bawa, sudah saya fax kan bersamaan dengan no hp saya. Jadi komunikasi dengan panitiapun berjalan lancar.

Hari Kamis,hari ketiga menjelang kapal tiba, saya sudah dikontak oleh awak bus yang bakal kami tumpangi menuju Malang . Dengan hanya 17 penumpang, tidak terpikirkan untuk mencarter bus penumpang. Saya kontak teman-teman di PP Muhammadiyah, tak ada yang bias diharapkan. Akhirnya dengan bantuan keluarga di Jakarta saya minta tolong dicarikan bus Jakarta-Malang. Keluarga sudah membantu saya, mereka memilih Kramat Jati. Awak bus inilah yang menghubungi saya dengan mengatakan penumpang lain sudah menunggu. Cuma rombongan saya yang belum ada. Jadwal keberangkatan bus Jakarta-Malang pukul 14.00 sementara pukul 15.00 kami masih akan merapat. Jelas situasi ini membuat saya deg-degan dan tidak enak. Pukul 16.00 kapal merapat, pukul 17.00 kaki baru menginjak tanjung priuk. Sudah ada bus antar jemput dari Kramat jati dan satu mobil keluarga. Alhamdulillah, saya sangat gembira semua selamat sampai di tanjung periuk. Sebahagian ke bus antar jemput Kramat Jati sebagian nimbrung dengan mobil keluarga karena kapasitas mobil antar jemputnya tidak mencukupi untuk 17 peserta rombongan saya.

Jakarta menjelang maqrib adalah Jakarta dipuncak kesibukan dan kepadatan lalu lintasnya karena bersamaan dengan jam pulang karyawan kantor. Tidakpun jam pulang kantor, Jakarta memang sudah macet, apalagi pada saat jam pulang kantor. Semua ingin duluan sampai ke tempat. Pada saat itu ha-peku berdering “Assalamu’alaikum, siapa ini” tanyaku seraya memberi salam. “Bu Wirda Fuad, dari Binjai” sahut suara di seberang telepon. “Ya ada apa bu”. “Bagaimana kau ini, anak aku kau tinggalkan sendirian di Tanjubg periuk”. Jelas ada kekhawatiran dalam nada suara ibu Wirda. “Ah ndak mungkinlah buk, nanti kucoba mencek di mobil satu lagi, karena kami ada dua mobil dari Tanjung periuk” Jelasku mencoba menenangkan dirinya.”Apa pula, dia menelepon dari Tanjung periuk menyatakan dirinya kalian tinggal”, semakin tinggi suara bu Wirda di seberang telepon. Aku terdiam tidak dapat berbuat apa-apa. Keluargaku bingung, demikian juga temanku satu mobil. Ketika kujelaskan asal telepon dan kejadian yang menimpaku, Kuhubungi temanku di bus antar jemput kramat jati yang dua hari lalu meneleponku di saat bus L-300 yang ditumpanginya beserta rombongan lain mogok dalam perjalanan dari Binjai ke Belawan. Kutanyakan keberedaan si A. Begitu mendapat penjelasan si A memang tidak ada, spontan keluar dari mulutku “Mampus si A tinggal”. Selesai bicara dengan nada demikian, kurasakan darahku hilang. nyawakupun hilang setengah. Aku betul-betul down. Keluargaku mengatakan tak mungkin kembali. Kita sudah terlalu terlambat. Hingar binger suara klakson kenderaan disekelilingku tak lagi kudengarkan. Semua mati. Semua lenyap. Semua gelap. Mobil yang kutumpangi tidak lagi kurasakan apakah masih berjalan membelah jalanan Jakara atau tidak. Aku tidak tahu, ntah apa yang ada dalam jiwaku, dalam benakku. Semua kosong. Semua bolong. Semua gelap.

Tiba-tiba saja hapeku kembali berdering “Ya, assalamu’alaikum”, sapaku tak bergairah. “Fuad, kau tunggu anakku di terminal, dia menyusul naik taxi”. Ternyata bu Wirda yang menelepon. “Ya buk” jawabku.

Di terminal Kramat jati, kami disambut hujan seperti air yang sengaja dilimpahkan satu tong besar sekaligus. Hujan selebat-lebatnya menyambut kedatangan kami. Semua rombongan langsung naik ke bus kramat jati yang sudah stand by sejak pukul 14.00 siang Sementara kuperkirakan saat itu sudah pukul 18.00 lewat. Badanku basah oleh lebatnya air hujan. Lumayan kuyup. Kudengar gerutuan ketidak puasan dari sebahagian penumpang yang terlunta-lunta karena menunggu kami dan rombongan. Awak buspun tidak dapat lagi berkompromi. Mereka tidak perduli dengan anak gadis yang tertinggal di tanjung periuk yang sedang menyusul dengan taxi. Disaat-saat aku sedang negosiasi dengan awak bus, suara penumpang lain menyuruh supir untuk segera memberangkatkan bus. Seorang ibu muda dengan terpaksa harus menunggu si A yang tertinggal. Karena ibu muda ini, bu Ning memang mendapat titipan untuk menjaga si A, mengingat si A adalah gadis hijau yang baru tumbuh dan belum pernah ke Jakarta . Terpaksa dan sangat-sangat terpaksa. Bu Ningpun menerima saranku dan itu pula memang keinginannya. Dia tidak dapat pergi tanpa si A ikut. Disepakati bu Ning tinggal dan tidur di kantor Kramat Jati. Besok pagi berangkat barengan dengan si A.

Istikharah Cinta



Hidup memang misteri. Sedetik ke depan tak satupun makhlukNya yang dapat memastikan apa yang akan terjadi. Andai hidup sesuai dengan apa yang diinginkan, rasanya tak perlu ada Malaikat Raqib Atid, Munkar Nangkir atau Malik Ridwan. Tapi hidup adalah fakta. Hidup adalah kenyataan.
Ada si Polan berteman dengan si Polin, pertemenan mereka sudah sekian tahun berlalu, kesepakatan antar keluarga untuk mengabadikan kisah kasih mereka sudah di amin kan kedua belah pihak. Perjalanan kisah mereka yang penuh kasih mulus. Undangan untuk khalayak yang pantas diundang telah tersebar. Polin sudah siap untuk bersuamikan Polan. Polan sudah berkhayal sampai menembus alam luar yang tak terjangkau oleh manusia manapun, kecuali Polan sendiri. Lihatlah, Polan terseyum sumringah. Bibirnya melebar. Matanya bercahaya menandakan kegembiraan yang luar biasa. H minus satu dari kesepakatan duduk di pelaminan, Polan yang sedang santai di teras rumahnya melihat seekor kucing di pohon jambu depan rumahnya. Kucing itu tak dapat turun. Polan berniat membantunya. Polan memanjat, berniat ingin menjangkau sikucing yang manis, naas kakinya tergelincir, Polan jatuh terjerembab dan pagar tajam rumahnya menanti elok tubuhnya yang limbung. Polan meninggal.
Ada pula si Ucok sama si Butet. Ketika itu teman Butet sedang mengadakan pertemuan dengan genk nya. Diantara yang hadir ada si Ucok yang hadir karena dibawa temannya yang kebetulan masuk kelompok genk nya Butet. Butet yang selama ini menutup rapat hatinya, menggemboknya dan membuang kunci gemboknya ke Samudera Indonesia mengalami debaran yang luar biasa saat menatap Ucok. Padahal hampir dipastikan mayoritas teman Butet menilai Ucok tak ada apa-apanya. Keistimewaannya cuma pembawaan Ucok yang sangat gentle. Sangat beda dengan teman-teman Butet lainnya. Sebulan berlalu, teman Butet kaget, mereka mendapat undangan pernikahan Butet-Ucok. Waduh …………. Hidup memang misteri.
Yang luar biasa, ada Adek. Dia akrab dengan teman kuliahnya Pun-pun. Keakraban mereka dari pertemanan biasa meningkat ke pertemanan plus. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun berlalu. Suka duka pertemanan plus mereka lalui. Adek sudah datang ke kampung Pun-pun di kaki Gunung Sibayak. Pun-pun pun pernah dibawa Adek ke rumah orang tuanya. Suatu hari, menjelang Ashar, terjadi mis komunikasi. Adek berang, Pun-pun tak mau kalah. Waktu Ashar masuk. Adek sholat di Musholla yang kurang terurus dekat kost Pun-pun. Merasa pernah mendapat ilmu tentang penggunaan sholat istikharah, Adek pun melaksanakannya. Adek mohon petunjuk, mana yang terbaik untuk dunia plus akhiratnya diantara teman-teman plusnya yang bias menjadi pendampingnya. Awal berdoa beberapa nama berkelebat di otaknya. Bulu kuduknya merinding. Adek merasa belum pernah berdoa sekhusuk itu.. diakhir doa, tersirat Pun-pun di hatinya. Diyakininya Pun-pun adalah jodohnya. Gayung bersambut. Pucuk dicinta, jodoh tiba. Rupanya peristiwa yang persis dialami juga oleh Pun-pun. Klop. Mereka semakin mempererat hubungan persahabatan plus.
Selesai Adek wisuda, sebelum ke Jakarta mencari sesuatu untuk masa depan, Adek pamit ke Pun-pun. Dalam kegalauan menuju rumah Pun-pun, bibirnya berzikir, mohon kemudahan dariNya. Semua lancar, semua mendukung. Hadir pula kilanya. Adek diterima sebagai bagian komunitas mereka. Hubungan mereka direstui. Saat jangkat kapal di tarik menandakan kapal akan ke Jakarta, semangat 45 yang sudah dibangun Adek, porak poranda. Hatinya galau. Hatinya kacau. Ketegaran hatinya, luluh dan leleh karena adanya air mengalir di pipi Pun-pun teman plusnya. Pun-pun menangis. Jakarta bagi Adek jadi neraka. Tidak mengenakan. Tawaran untuk bersuka ria seolah mengejek nya.
Dalam keseharian cuma Pun-pun doank yang ada dibenaknya. Surat rekomendasi untuk Sekjen Deptan, Bp. Ir. Nusyirwan Zein dari bokappun dengan separuh hati disampaikannya. Adek sowan ke rumah Beliau di kawasan Pasar Minggu. Sempat menyuapin ibundanya yang sedang sakit. Karena Beliau belum lama jadi sekjen, harapan bokap untuk mencarikan "tempat kerja" di Jakarta belum dapat terpenuhi. Adek alumni Fasas USU jurusan Bahasa Arab, sementara Beliau di Kementrian (Departemen) Pertanian. Sangat jauh bedanya. Puncaknya, ketika suatu hari terjadi komunikasi Adek-Pun-pun via telepon. Pun-pun meminta Adek pulang, balik ke Medan. Pun-pun tak sanggup sendirian, dia selalu kacau. Bahkan Pun-pun nyaris kehilangan nyawa karena ditabrak karena bengong dan bengong. Pijakannya untuk terus bertahan di Jakarta, patah. Diambilnya keputusan yang nekad. Dari depan toko buku Walisongo daerah Senin Jakarta, dibuatnya surat khusus dan bohong-bohongan atas nama Bokap. Memintanya pulang, karena lamarannya di Departemen Penerangan diterima. Surat bohong-bohongan itu Adek kirim kilat khusus. Begitu sampai di rumah, kakaknya yang yakin itu surat dari bokap, menawarkan adek naik pesawat. Adek menolak. Besoknya setelah menerima surat itu, langsung adek meninggalkan Jakarta. Ibukota yang menjadi incaran banyak orang, tempat jutaan manusia masih sangat menggantungkan harapan untuk dapat hidup lebih baik. Di tempat pemberhentian bus untuk makan, adek kirim surat ke kakaknya, surat permohonan maaf karena meninggalkan Jakarta dengan cara tidak jantan. Apa boleh buat. Akhirnya adek tidak langsung ke Medan. Adek singgah di Kuraitaji. Tempat neneknya.Saat Ramadhan, karena alumni Sastra USU bahasa Arab dan bisa dikit-dikit ceramah, Adek ditawarin mengisi pengajian. Setelah itu, masih hitungan keluarga dari pihak ibu, Adek ditawarin jodoh. Adek meminta waktu supaya lebih kenal lagi dengan ceweq yang ditawarin ibu itu. Ibu itu tidak keberatan. Dari penjajakan awal, Adek tidak keberatan. Suatu hari, bareng ibu (mak comblang) mereka pergi ke rumah si calon yang ditawarkan kepadanya. Lebetulan siibu anak gadis itu yang menerimanya. Sungguh, penerimaannya kurang baik. Mungkin karena situasi Puasa atau mungkin perkiraan Adek saja yang salah. Akhirnya setelah berbasa basi kami pulang. Tidak jauh meninggalkan ibu itu, ketemu sama mamak si ceweq. Setelah tahu siapa yang datang, ibu yang tadi kami tinggalkan langsung berubah 180 derjat sikapnya. Dia bersorak memanggil kami, dan akhirnya disepakati bahwa secara resmi kami diundang berbuka puasa di rumahnya. Pada hari yang ditentukan, Adek dan mak comblang sudah hadir lagi di rumah si ceweq yang ditawarkan untuk Adek. Keluarganya sudah lengkap. Adek ditawarkan jadi imam. Adek menyanggupinya. Saat makan bersama di ruang tengah, duduk bersila, ada keanehan yang dialami Adek. Adek haqqul yakin, Nurlela ceweq yang mau dijodohkan ke Adek, ada persis didepannya. Tapi tidak terlihat. Sementara keluarga yang duduk dikiri kanan Nurlela semua terperhatikan dan terlihat jelas. Usai acara makan bareng, di tengah jalan menuju pulang mak comblang meminta pendapat Adek tentang Nurlela. Adek tidak dapat memberikan penilaian. Adek belum dapat melihat Nurlela dengan jelas. Sudah dua kali datang, dua kali Nurlela tidak terlihat, walaupun dia ada di depan Adek. Adek dianggap aneh oleh mak comblang. Apa boleh buat. Atas kesepakatan, Adek mau ke kampus Nurlela dengan Adek yang asli. Bareng Didi Almahdia, anak ibu (mak comblang) Adek ke kampus Nurlela di Lubuk Alung. Pakai kaos oblong logo USU, celana jeans belel koyak di lutut dan sendal jepit, Adek ke kampus Nurlela. Adek malu sendiri. Dengan senang hati Nurlela menerima kedatangan Adek dan mengenalkannya dengan kawan-kawan kuliahnya sebagai seorang saudaranya. Begitu kembali, Adek langsung menyatakan persetujuannya untuk dijodohkan dengan Nurlela. Mak comblang minta foto copy ijazah sarjananya. Mamak Nurlela kabag keuangan di kantor Gubernur, konon dapat jatah satu pegawai dan tawarannya jatuh ke Adek. Pendekatan antar keluarga dijajaki. Adek malah gelisah. Jiwanya seperti terbelenggu. Pun-pun yang diyakini lewat istikharah bakda ashar seperti membayanginya terus. Tapi Adek cuma memendam kegelisahannya. Proses pendekatan antar keluarga ters berlanjut. Keculi tantenya di jakarta, semua mendukung perjodohan Adek-Nurlela. Adek di JAPUIK dengan PEGAWAI NEGERI di lingkungan Pemprov. Plus kenderaan roda dua dan rumah siap huni. Itu yang Adek dengar dari mamak-mamaknya. Disaat orang susah mendapatkan pekerjaan, ini malah ada tawaran pekerjaan. Waduhhhhhhh.
Suatu hari, tanpa disengaja Adek membaca buku Membina Keluarga Bahagia. Buku itu dibelinya di pelataran Toko yang terdapat di Mesjid Taqwa Muhammadiyah Padang. salah satu poin yang menggelitiknya adalah perlunya Sholat Istikharah. Klop. Adek sudah istikharah. Pun-pun diyakininya adalah jodohnya. Harapan Mak comblang dan keluarga yang lain putus. Malam itu, saat kumpul keluarga Adek mengeluarkan pernyataan "Anggap kerja kantor gubernur bukan rezekiku dan Nurlela bukan jodohku". Apa boleh buat. Mak comblang terdiam. Dia kecewa karena dia selama ini jadi fasilitatornya. Waktu berjalan pesat. Pulang ke rumah orang tuanya, beberapa lama Adek masih sempat berkunjung ke kosan Pun-pun. Jarak Medan-Binjai jadi begitu jauh ketika seorang ibu guru selalu titip salam sama adiknya dan pembantu sekolahnya untuk Adek. Aneh, tidak lama. Akhirnya Adek married dengan ibu guru SD itu. Adek pamit baik-baik dengan Pun-pun. Di rumah makan Minang pernyataan berpisah itu disampaikannya dengan baik-baik. Teman-teman sesama kuliah yang mengetahui peristiwa ini kaget. Adek mengaku salah. Apa boleh buat. Sampai beberapa saat Adek selalu diminta Pun-pun untuk dapat menemaninya.
Musim berlalu, zaman berganti. Alhamdulillah, ditengah rasa bersalahnya Adek mendengar Pun-pun pun sudah married. Dalam suatu pertemuan yang tidak terduga sama sekali, Pun-pun kaget melihat adek. Adek dengan anak-anaknya yang pulang jumatan terkejut melihat Pun-pun. Masya Allaah. Sekarang, semua berjalan masing-masing. Adek dengan keluarganya yang berharap terbinanya keluarga sakinah, Mawaddah wa Rahmah dan Pun-pun juga dengan keluarganya, mudah-mudahan juga terbina Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah.
Inilah Hidup yang Penuh Misteri.

Pelajari Islam Secara Lengkap




Suatu hari Rasulullah saw kedatangan para shahabat. Mereka adalah bekas pemeluk Yahudi yang taat dan disegani kaumnya. Mereka adalah Tsa’labah, Abdullah bin Salam, Ibnu Yamin, Asad dan Usaid bin Ka’ab, Said bin Amru serta Qais bin Zaid. Walaupun mereka telah memeluk agama islam, mereka ingin minta dispensasi dari Rasulullah saw. Mereka minta izin, walaupn sudah menjadi bagian dari masyarakat Muslim, mereka kiranya diperkenankan melaksanakan ibadah Sabtu dan mempelajari Taurat secara lebih mendalam. Rasulullah saw tercenung. Permintaan mereka dapat dipahami, karena dari masih balita rutinitas mereka memang sudah demikian, ibadah Sabtu dan mendalami Taurat.
Allah swt membantu Rasul Nya dengan menurunkan S. Al Baqarah 208 :


208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Mereka yang datang menjadi terdiam. Rasulullah saw memberikan penjelasan akan ayat tersebut. Jika sudah islam, tak perlu lagi mengikuti ajaran Yahudi. Jika sudah Islam, Al Quran sudah cukup untuk dijadikan pedoman. Al Quran itu sudah lengkap. Taurat sudah kadaluarsa, sudah expire. Ikuti sajalah Al Quran, karena didalamnya telah dimuat semua kebutuhan umat sampai akhir zaman.
Taurat dan al quran sama sama produk langit, sama-sama wahyu. Tapi ketika al quran datang maka taurat tidak lagi berlaku. Sekarang malah, produk manusia lebih diimani ketimbang alquran. Sebut saja primbon atau undang-undang. Ketka sholat, acuannya al quran. Ketika ibadah lain ???????????. Padahal alquran telah mengisyaratkan ikut al quran secara totalitas. Jika ada keyakinan tradisi atau doa tradisi sesuai dengan al quran, lanjutkan. Namun bila nyata bertentangan, kita wajib meningggalkan secara ikhlas. Mencampurkan antara islam dengan tradisi berarti keislamannya tidak lagi murni.
Ibarat emas, jika tidak murni disebut imitasi. Emas imitasi tidak ada harganya. Bagaimana dengan iman dan islam kita yang tidak murni ????. Adakah nilainya dihadapan Allah swt ?????????.
Seorang janda yang habis masa iddahnya kemudian menikah lagi. Respon masyarakat mencapnya sebagai yang tidak manusiawi. Padahal islam tidak melarangnya. Seorang ustadz beristeri lebih dari satu dan dia berkemamapuan. Bagaimana reaksi ibu-ibu yang selama ini mengikuti pengajiannya. Si ustad tak lagi dipakai dalam majlis ta’lim ibu-ibu itu. Atau seorang kyai yang menikahi anak gadis, dianggap menentang undang-undang perlindungan anak dan HAM. Begitulah zaman kita sekarang. Mengikuti ajaran islam yang kaffah dianggap menyalahi aturan. Karena keislaman kita memang lebih banyak dipengaruhi oleh undang-undang dan peraturan-peraturan produk manusia ketimbang undang-undang dan peraturan-peraturan produk wahyu.
Yang menutup aurat secara utuh dianggap kolot. Karena bukan produk Indonesia. Membuka rumah makan siap santap disiang hari ramadhan atas nama tuntutan ekonomi biasa. Menikahkan gadis dengan tenaga kontrak luar negeri lebih baik ketimbang bekerja di bar atau diskotik. Membiarkan harta warisan tidak dibagi lebih baik ketimbang dibagi.
Lebih aneh lagi, yang mendemo undang-undang pornografi malah mereka yang berjilbab dan tidak sedikit yang memakai lobe. Demikian juga yang mendemo keberadaan Ahmadiyah. Padahal mereka sesama umat islam. Jika semua datang dari nurani yang dalam berarti keislamannya masih dalam taraf sebutan. Karena islam tidak demikian. Jika memang ada dalangnya, alias direkayasa, ini berarti si dalang berhasil memanfaatkan umat islam yang banyak seperti buih dan mayoritas yang tidak berkwalitas.

ADA APA DI DALAM QUBUR


Aisyah ra pernah bertanya kepada Rasul saw : semua umatmu akan diajukan pertanyaan nanti di dalam qubur, bagaimanakah saya ini hanya seorang wanita yang lemah … ? Rasuluhllah saw menjawab : Allah swt akan meneguhkan iman orang – orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Hal ini sesuai Firman Allah dalam Al Qur’an S. Ibrahim 27. Hadits Riwayat Al- Bazzar.
Hamba Allah semacam Aisyiyah ra yang imannya serta amal shalehnya tidak diragukan lagi, masih cemas serta khawatir tentang persoalan di alam barzakh, sang suami yang rasul lewat ayat menenangkan kecemasan itu, bahwa bagi orang yang semasa hidupnya dipenuhi dengan kalimah Thoyyibah, yakni Iman, amal saleh, amar ma’ruf serta nahi munkar, akan dibantu oleh Allah swt untuk menjawab segenap pertanyaan munkar dan nakir. Seperti isyarat dalam Surat Ibrahim 24.
Sesungguhnya kubur itu sempit dan menjepit, jika seseorang selamat karena mampu menjawab segenap pertanyaan, maka untuk seterusnya akan amanlah perjalannya. Musnad Ahmad 6 : 98. pertanyaan yang diajukan itu adalah, pertama : Siapa Tuhanmu, Kedua : Apa Agamamu, Ketiga : Siapa nabimu serta keempat : ditayangkan gambar dan ditanya siapakah itu, dan terakhir yang kelima : Apa yang anda peroleh dari yang punya gambar itu ( Muhammad rasuluhllah saw ). Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Hakim dan Baihaqi. Jawaban dari kelima pertanyaan itu tidak usah dihapal dari sekarang, sebab ia akan muncul sendiri oleh iman dan prilaku saleh ketika di dunia.
Acapkali kejadian, disaat hendak menanam jenazah diperkuburan yang rendah apalagi di musim penghujan, lobang yang telah digali penuh dengan air. Meski ditimba, namun air yang muncul tidak bisa dikalahkan, pada akhirnya mayat dibenamkan begitu saja, ditutup papan serta ditimbun tanah. Betapakah perasaan seseorang bila melihat keadaan yang seperti ini. Pikiran dunia kita tentu akan menjawab si mayat akan megap, kedinginan, sendirian, gelap tanpa penerangan.
Sahabat Nabi saw semisal Usman bin Affan akan berurai air mata jika mendengar apalagi melihat sendiri penguburan jenazah ketika ditanya, kenapa dia bisa seperti itu, beliau menjawab : kubur itu sempit, gelap, banyak ulat serta kita benar – benar ditinggal sendiri. Anak, istri, sahabat dan harta begitu tega meninggalkan kita, tinggallah badan sebatang kara bersama iman dan amal saleh.
Setiap kita telah banyak mengantar jenazah ke perkuburan, tetapi kenapa tidak nampak pengaruhnya pada cara pikir dan kelakuan keseharian kita. Andaipun barangkali ada satu orang yang bisa keluar dari kubur saat ini, terus dia bisa pula kembali kerumahnya selanjutnya menceritakan pengalaman yang ia rasakan disana, hampir dapat dipastikan hanya sedikit sekali diantara yang masih hidup yang dapat mengambil pelajaran. Begitu dahsyatnya kedegilan otak manusia untuk dapat menyerap kebenaran meski ada fakta nyata.

Ketidak mampuan akal sehat manusia untuk menangkap ajaran – ajaran kebenaran adalah karena didesak oleh kebutuhan riil yang bersifat kebendaan, sehingga apabila ia dihadapkan dengan persoalan ghaib, apakah itu yang berupa ancaman maupun kabar gembira seolah tidak mendapat tempat yang layak. Hampir sama perbandingannya , beras baru dimasak zaman dulu, atau bunga tanjung yang harum semerbak dizaman dulu, maka kini aroma beras begitu juga aroma bunga tanjung meski disentuhkan ke hidung tak bisa lagi dirasakan. Hal itu disebabkan betapa kotornya udara akibat polusi. Demikian pula halnya dengan keyakinan, dia telah terpolusi dengan pikiran kebendaan, harta, uang yang telah menyelimuti seluruh pikiran dan otak manusia akhir zaman.
Bukankah kita telah diperingatkan, bahwa berleha – leha berlomba saling menimbun harta, hingga mendekati liang kubur. Keseharian terus menumpuk jika malam tiba yang terkumpul dihitung, meski barangkali hanya sekedar melihat angka yang tercantum pada buku tabungan umpamanya, atau sekedar melihat – lihat sertifikat tanah, sudah muncul rasa kepuasaan. Sepertinya kesemua yang kita kumpulkan itu mampu mempertahankan kehidupan untuk abadi, atau sepertinya hidup dengan setumpuk persoalan bisa diatasi dengan harta.
Allah swt dan Rasulnya tidak pernah memaksa seorangpun untuk mempercayai ajaran Qur’an tetapi biarlah seseorang itu menggunakan akal pikirannya yang menjadi persoalan adalah kenapa setelah seseorang itu mengaku muslim, namun kemudian justru ia tidak begitu percaya kepada isi Al – Qur’an itu, inikan aneh. Hampir sama anehnya jika mempercayai orang yang dipanggilnya sebagai Ayah dan Ibu, adalah ayah dan ibu kandungnya. Akan betapakah perasaan Ayah dan Ibu kita jika masih meragukan kebenaran bahwa merekalah sebenarnya orangtua kandung kita. Percayakah kita?

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops