Lencana Facebook

Sabtu, 16 Oktober 2010

Catatan Ringkas Pekerjaan Buya Oedin Dari 1945-1960

Tahun 1945
Bulan September memberikan pengertian kepada rakyat tentang proklamasi 17 Agustus 1945 , dan tanggung jawab sebagai bangsa yang merdeka tentang proklamasi itu, ini dikerjakan oleh Muhammadiyah Daerah Minangkabau saya memegang pimpinan pemuda (WMPM) Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah.

Bulan oktober turut mengadakan konferensi Pemuda daerah Minangkabau di Padang dengan acara “Menyatukan langkah pemuda” untuk membela kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh dua orang pemimpin besar Bung Karno dan bung Hatta dan membicarakan utusan untuk menghadiri kongress Pemuda Indonesia I di Yogyakarta tanggal 10 Nowember 1945.

Bulan November tanggal 01 utusan kongres berangkat dari Padang Panjang dengan mobil via Tanjung Karang, saya turut dalam rombongan itu. Tanggal 08 November pagi kami selamat sampai di Yogya. 10 November kongres Pemuda Indonesia I dibuka. Duduk di meja pimpinan saudara-saudara : Soepardo, Chaerul Saleh, Wikana dan lain-lain. Kongres menyatukan tujuan perjuangan Pemuda se Indonesia dengan membentuk Badan Kongresive Pemuda Republik Indonesia (BKPRI). Saya terpilih duduk dalam badan itu mewakili Pemuda Andalas begitu pula Saudara Soepardo dan Chaerul Saleh. Kongres dapat berlangsung hanya 1 malam karena Surabaya di gempur oleh Belanda dan sekutu Pemuda Surabaya yang hadir dalam kongres dipanggil pulang oleh Pak Gubernur, kalau tidak keliru waktu itu Pak Soewirjo, tanggal 10 November dijadikan Hari Pahlawan. Sesudah kongres urusan selesai saya kembali, 10 hari terkepung di Jakarta, tanggal 25 Desember baru sampai di Padang Panjang.

Tahun 1946.
Januari s/d April mengadakan rapat-rapat dengan mendatangi negeri negeri menyampaikan putusan kongres Pemuda Indonesia I, menyatukan langkah Pemuda sebagaimana keputusan kongres.

Tanggal 06 Mei saya dilantik di Padang oleh Residen Dr. Jamil, menjadi Ketua Dewan Polisi Sumatera Barat dengan tugas memberi semangat kepada seluruh kepolisian kita. Dewan ini berjalan sampai 1947.

Tahun 1947
Awal Januari diangkat oleh yang mulia Presiden menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), kami berangkat menuju Malang. rombongan dikepalai oleh Bapak Mr. Nasroen via Palembang. Saya menghadiri sidang dari awal sampai akhir, acaranya Perjanjian Linggarjati tanggal 25 Maret sampai kembali di Bukit Tinggi.

20 Maret saya bertemu dengan Pangsar Soedirman di Yogya, pertemuan ini di rumah Beliau menyambung pembicaraan yang telah berlangsung di Selecta Malang. Sebagai anggota KNIP saya ditugaskan Beliau mendampingi saudara Jenderal Mayor Soeharjo, dalam hal-hal kemasyarakatan, tugas ini saya terima dengan satu ketetapan dari Pangsar, surat ketetapan itu dibakar waktu perang dengan Belanda (Clash II).
Baik saya terangkan kejadian ini, terbawa dari perhubungan kami sewaktu sama-sama memimpin pemuda Muhammadiyah, Beliau WMPM Purwokerto (Banyumas) saya WMPM di Minangkabau.

Di Minangkabau terjadi peristiwa 3 Maret, saya ditugaskan juga menjadi Badan Penyelesaian Peristiwa ini sampai selesai.

Tanggal 21 Juli Belanda menyerang Republik, Linggarjati dikoyak-koyak Belanda, Lubuk Alung didudukinya. Wakil Presiden Bung Hatta pindah dari Siantar ke Bukti Tinggi, Oleh siding partai-partai politik di gedung Wakil Kepresidenan segera Beliau membentuk Front Pertahanan Nasional yang beranggotakan Sdr. Chatib Soelaiman, Hamka, , Rasyuna Said, Karim Halim dan saya. FPN kemudian bertukar nama MPRD (Markas Pertahanan Rakyat Daerah). Saya tetap duduk sebagai anggota sampai penyerahan kedaulatan dengan tugas pokok seksi Kelasykaran.

Tahun 1948.
Tanggal 19 Desember pagi Belanda menyerang Bukit tinggi dari udara, petang selasa 21 Desember kota Bukit tinggi dibumi hanguskan, saya mengikuti rombongan Residen malam itu keluar dari Bukititnggi menuju Suliki.

Tahun 1949
10 Januari saya ditugaskan oleh Residen M. Djamil ke Pariaman sebagai anggota KNIP dan MPRD guna memulihkan pemerintahan, sedang tanggal 06 januari kota Pariaman sudah diduduki Belanda, 16 Januari saya selamat sampai di Kp. Dalam Pariaman.

Tanggal 20 Januari ada pertemuan langsung dipimpin oleh saudara /Bupati Ibrahim gelar Datuk Pamuncak. Rapat membentuk Dewan Perang Kabupaten dipimpin langsung oleh Kepala Daerah, saya dipilih menjadi wakil ketua dan mewakili Bupati. Tugas saya adalah Kordinator Penerangan Kabupaten Pd. Pariaman dengan tugas kewajiban sebagai yang tertera dalam surat Yml. Gubernur Daerah Sumatera Barat tanggal 07 Pebruari 1949 No. 15/G.M/Instr. Dan Penasehat Politik pada Bupati Militer Pd. Pariaman dengan tugas kewajiban memberi nasehat dan pertimbangan-pertimbangan tentang aliran-aliran Politik dalam masyarakat serta menyatukan segala aliran politik dalam masyarakat dengan bendungan ideologi Negara.

11 Maret ada pertukaran Bupati antara saudara Ibrahim dengan B A Moerad, saya tetap mendampingi Bupati yang baru ini.
Penjelasan mengenai di atas, dikuatkan dengan surat ketetapan Bupati Militer Padang Pariaman no. 2/BM/Pd.Pr, 1949 tanggal 15 Maret 1949, kemudian disahkan oeh Ketapan Gubernur Militer Sumatera Barat no. 92/GM/Ist tanggal 9 April 1949 yang ditanda tangani Mr. ST Rasjid.

Tanggal 06 Mei diangkat oleh Residen M. Djamil menjadi ketua Dewan Polisi Sumatera Barat, di Padang. Bulan Mei kami berangkat menuju tempat Gubernur Militer di Suliki berdua dengan sekretaris kabupaten,, tanggal 30 Mei kembali. Semuanya ada salinan ketetapan saya lampirkan.

3 November kembali ke Suliki dipanggil Gubernur, kepada saya disampaikan panggilan ketua KNIP supaya datang ke Yogya menghadiri Pleno Komite Nasional Indonesia Pusat. Saya disuruh pulang ke Pariaman tanggal 16 November saya sampai.

26 November saya masuk kota Pariaman, tanggal 27 November diantarkan ke Bukit Tinggi oleh mayor Belanda, selesai urusan dengan LJC saya terus ke Padang.
Tanggal 2 Desember saya berangkat dari Padang menuju Yogya tanggal 4 Desember saya selamat sampai di Yogya.

5 Desember sidang pleno KNIP dibuka, acara KMB 10 (sepuluh) hari sidang berturut turut, akhirnya KMB diterima dengan perimbangan suara sebagai berikut : 226 setuju 62 menolak. Sesudah penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember kami pulang.
Tahun 1950
12 January 1950, dengan SK Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 12 January 1950 saya diangkat menjadi Pegawai Tinggi tingkat II dan diperbantukan pada Bupati Padang Pariaman dengan No. Up/14/gmsb/K.- ditandatangi oleh Kepala urusan pegawai Dt.Djoendjoeng.

Tanggal 01 februari 1950 dengan SK dari Gubernur Sumatera Tengah di Bukit tinggi diangkat menjadi Patih yang diperbantukan pada Bupati Padang Pariaman, pada bulan Oktober dipindahkan menjadi Patih di kantor Kabupaten Tanah Datar.
Sebelumnya tanggal 02 Mei mendapat SK dari Gubernur Sumatera Tengah diangkat menjadi Walikota Sawah Lunto.Kemudian dengan ketatapan Gubernur Sumatera Barat no. 1225/G/50 SK di atas dicabut dan dipindahkan menjadi Patih dibatukan pada Bupati tanah Datar.
Kemudian beberapa kali mengalami perpindahan, sampai akhirnya dengan SK Mendagri diangkat menjadi Bupati Kepala Daerah Kabupaten Inderagiri kemudian wakil Bupati/Kepala Daerah Kabupaten Tanah Datar/Batu Sangkar, tepatnya tanggal 23-12-1953.,
Dengan SK tanggal 06 Oktober 1954 dipindahkan menjadi Bupati/Ka Daerah Kabupaten Tanah Datar di Kota Batu Sangkar, tetapi SK itu dibatalkan dan dengan surat tanggal 29 Oktober 1954 dipindahkan ke Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci.
Oleh Menteri Sosial melalui surat No. Pol. 003/07.P.K.Djakarta 15 Agustus 1967 ditetapkan sebagai Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan.


Demikianlah catatan ringkas ini saya tulis semoga dapat menjadi bahan pertimbangan seperlunya.


Sumber ini berasal dari 2 ketikan Beliau Buya Oedin yang ditanda tanganinya
(sumber tertulis), yang pertama di buat di kurai taji tanggal 14 Mei 1962 dan yang kedua dibuat di Sungai Penuh tanggal 23 Agustus 1956.

Binjai, Oktober 2010


Drs. Fuad

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops