Lencana Facebook

Minggu, 08 Januari 2012

Sedikit Keterangan Tentang Foto 4 orang


Foto ini dibuat sekitar tahun 1950bsesudah berakhirnya sidang “Konfrensi Meja Bundar” (KMB) antara negara RI dan Belanda untuk kembalinya pemerintahan RI. Agresi Belanda ke-2 sebagai hasil KMB. Dimasa berhentinya tembak menembak itulah kami berempat pergi ke Padang untuk berfoto sebagai satu kenangan sehabis melalui masa darurat Agresi Belanda ke dua itu.
4 orang dalam foto itu ialah :
1. Saya Kasim Munafy yang sejak usia 13 tahun telah menurutkan aksi Gerakan Muhammadiyah yang mulai 25 oktober 1929 didirikan di Kuraitaji atas usaha alm. Kakanda H. Sd M. Ilyas (Nomor 2 dari kiri). Pada tahun 1929 didirikannya Muhammadiyah di Kuraitaji itu saya masih berumur 13 tahun dan duduk belajar di Sekolah GOEBERNEMEN (Sekolah Sambungan) dan telah masuk gerakan Kepanduan “HIZBULWATHAN” dibawah naungan Muhammadiyah. Saya masuk dalam kelompok (Regu Pengenal) membawahi 8 orang anggota pengenal (Usia 12-13 tahun). Dalam perkembangan selanjutnya setelah tamat belajar Schakel Muhammadiyah Pariaman (1934) saya diminta oleh pengurus Sekolah Aisyiyah Kuraitaji untuk menjadi guru bantu di sekolah tersebut yang waktu itu dipimpin oleh Alm. M Louth Hasan sebagai Kepala Sekolah. Dikantor Cabang Muhammadiyah Kuraitaji sepulang dari mengajar saya diberi tugas sebagai Schrijver (juru tulis pembantu) untuk menguruskan surat surat Persyarikatan. Dua tahun kemudian (mulai 1936) saya ditetapkan menjabat sebagai guru bahasa Belanda di sekolah Tsanawiyah yang dibangun juga oleh ‘Aisyiyah Cabang Kuraitaji dan bertempat juga di gedung sekolah ‘Aisyiyah (ketika itu berlokasi di tepi jalan raya, Simpang Basoka sekarang). Pada tahun 1939 saya diminta pindah ke Palembang menjabat sebagai kepala Standaar School Muhammadiyah ranting Kertapati, atas perintah orang tua “ande” karena Beliau sangsi kalau terembet bahaya perang Jepang-Belanda yang mulai tahun itu sudah tersa mulai memanas. Sampai dengan suasana Agresi Belanda ke-2 (1950) saya telah mempunyai pendirian untuk hidup sebagai orang swasta (untuk tidak menjadi pegawai). Apa dalam kegiatan militer atau sipil. Yang menjadi pokok patokan untuk mendirikan cara hidup ialah “Jangan Suka Memakan Jasa Orang Lain” sebab ada obrolan di pelanta yang mengingatkan “Kalau terbiasa mengandalkan jasa orang lain, maka lidah akan terhimpit”. Maka ditetapkan pendirian untuk berwiraswasta “dalam Mhammadiyah”. Secara bertahap disamping menjadi guru Muhammadiyah saya juga menduduki kursi Kepemimpinan dalam Persyarikatan Unggulan Alm. K. H. A. Dahlan ini. Sejak dari pimpinan Group (Ranting), Pimpinan Cabang dan terus menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padang Pariaman (mulai tahun 1952) dalam musyawarah di Surau Tepi Air Pariaman sebelum menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Purwokerto 91953). Jabatan sebagai Ketua Daerah ini berakhir sudah harus diletakkan karena pengaruh umur. Secara resmi dinyatakan dalam Musyawarah Daerah 91992) dan resmi dilepaskan tahun 1993 bersamaan dengan juga melepaskan kerja sebagai Guru Muhammadiyah di MtsN. Pada waktu menulis catatan ini jabatan sebagai Ketua Pembangunan Gedung dan Mesjid Sejarah Muhammadiyah (merangkap sebagai Ketua Badan Takmir Mesjid) serta memegan bagian Wakaf dan Kehartabendaan PDM Padang Pariaman masih dapat dilaksanakan. Alhamdulillah, dua bangunan Muhammadiyah Kuraitaji (Mesjid mulai 1952 dan Gedung Madrasah mulai tahun 1932) saya dapat dipercayakan sebagai Ketua Pembangunan. Agaknya inilah hikmahnya dulu sehabis masa Perang Kemerdekaan saya tidak mau menjabat sebagai Pegawai Negeri itu. Dihari tua saya dapatmengujudkan berdirinya dua bangunan Muhammadiyah di desa Kuraitaji sebagai tempat kelahiran saya.
2. Alm. Kakanda H. Sd. M. Ilyas asal Kuraitaji seorang yang berjasa mendirikan Muhammadiyah (1929: yang pertama untuk daerah Padang Pariaman) setelah mempelajari seluk beluk persyarikatan Agama Islam ini langsung ke tempat mula berdirinya Yogyakarta. Sebelum masuk tahun tahun kemerdekaan, Persyarikatan ini sudah berkembang hampir kesemua pelosok daerah Kabupaten (termasuk ke daerah XII Koto wilayah tiku dan Sei. Geringging/ Batu Besar-cacang-koto muaro) dan negeri negeri dalam wilayah VII Koto (Sei. Sarik, Tandikat-Batu kalang dll). Sayangnya, khusus Daerah kecamatan Sei.Geringging keseluruhannya, Muhammadiyah ini pada umumnya tak hidup organisasi lagi, mungkin karena pengaruh lingkungan atau kekurangan kader angkatan muda. Alm. H. Sd. M. Ilyas meninggal di Jakarta. Beliau meninggalkan dua isteri dengan anak cucu yang cukup banyak yang pada umumnya mendapat pendidikan cukup baik dan berhasil menuju hidup aman tenteram. Waktu menulis kenangan ini kedua isteri beliau masih hidup (Dibawah perawatan anak cucu). Isteri pertama (Ummi H. Rohana) adik dari Dr. Tarmidzi Taher (menteri agama). Rumah tua dari H. Ummi Rohana telh diperbaharui oleh seorang Pengasuh (?)/Pengusaha wanita, usaha dari anak-anaknya. Rumah tua dari Ummi H. Nur’aini berdekatan dengan Gedung MtsN Kuraitaji, yang dipercayakan cukup baik, sedang Beliau dengan anak cucunya menetap di Jakarta.
3. Almarhum engku Oedin asal Kuraitaji, kakak ipar dari H. Sd. M. Ilyas (saudara tua dari H. Rahana SDM). Beliau dikenal juga sebagai seorang dari pemimpin Muhammadiyah Minangkabau yang konon tidak menamatkan bangku sekolah desapun (Hanya sampai di kelas II sekolah desa (Volkschool zaman Belanda). Namun beliau dikenal sebagai seorang yang cerdas dan tangkas dalam bicaranya, pandai bersilat lidah serta memahami persoalan politik. Tenaga beliau dapat dimanfaatkan Muhammadiyah dalam menghadapi politik kolonial Belanda. Beliau diminta oleh Konsul PB Muhammadiyah untuk duduk dalam kepemimpinan Muhammadiyah Minangkabau sejak masa Belanda. Dalam gerakan Pemuda Muhammadiyah Minangkabau beliau mempunyai jabatan yang sama dengan Panglima Besar Soedirman, ialah sebagai Wakil Majelis Pimpinan Pemuda Muhammadiyah (Beliau untuk Sumatera Barat dan Pak Dirman untuk daerah Magelang). Maka tidak heran waktu Indonesia di proklamirkan/merdeka dan beliau diangkat menjadi Panglima Besar TNI, maka Pak Dirman mengangkat Oedin sebagai Penasehat TNI untuk wilayah Sumatera. Dalam suasana perang Jepang beliau termasuk diantara bintang bintang Muhammadiyah Minangkabau yang mendampingi Alm. Buya AR sutan Mansur di Padang Panjangmelayarkan bahtera Muhammadiyah Minangkabau itu. Ketika itu PadangPanjang tersebut sebagai pusat Kegiatan Konsulat Muhammadiyah Minangkabau. Sejak selesainya agresi Belanda ke-2, Oedin banyak berperan dalam Muhamamdiyah untuk Republik Indonesia. Misalnya :
- Khusus diberangkatkan ke Jakarta dengan pesawat Tentera Belanda terpanggil untuk hadir disidang KNIP Malang untukmembicarakan hasil Konfrensi Meja Bundar dengan Belanda menerima pembentukan Negara Indonesia Serikat.
- Kembali dari sidang KNIP Malang Beliau mendapat surat kuasa dari Panglima Besar Soedirman untuk tugs sebagai Penasehat TNI seluruh Sumatera.
- Beliau juga menerima surat kuasa dari Pimpinan Pusat Partai Masyumi yang ketika itu masih berkantor di Yogyakarta untuk mendirikan Masyumi seluruh Sumatera.
- Dalam bidang pemerintahan beliau juga mendapat SK sebagai pegawai tinggi diperbantukan kepada Gubernur Sumatera (yang ketika itu berkedudukan di Bukittinggi), memegang dua kedudukan sebagai secretaris:
1. Sebagai sekretaris Dewan Pertahanan Partai yang ketuanya Beliau sendiri.
2. Sebagai sekretaris Masyumi Sumatera Tengah yang berkantor di muka stasiun Kereta Api Bukittinggi.
- Selesai sidang KNIP di Malang, Oedin ditetapkan sebagai Pegawai Negeri menjabat Patih Indragiri dan kemudian dipindahkan ke Sei, Penuh. Jabatan ini dipegang Beliau sampai datangnya masa kemelut PRRI.
3. Almarhum Syailendra seorang Pemuda asal Kp. Apar-Pasar Usang Batang Anai, tamatan INS Kayutanam. Aktif dalam gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII). Beliau terpilih untuk sebagai pimpinan partai Masyumi padang pariaman dan juga duduk sebagai wakil partai masyumi dalam DPRD Padang Pariaman. Pernah bersama beliau sebagai rombongan Pemerintah Daerah melakukan torne ke Mentawai selama16 hari. Kami bersama Bupati Padang Pariaman (Harun Arrasyid), kepala jawatan dan anggota DPD wakil wakil partai lebih kurang 50 orang dengan satu kapal khusus selama 16 hari itu menjelajahi kepulauan mentawai dengan 4 kecamatannya. Demikianlah pada tahun 1957 itu, penulis mulai mengetahui secara agak jelas bagaimana kedudukan penduduk kepulauan Mentawai yang termasuk dalam Daerah Padang Pariaman itu. Dalam perjalanan penelitian di Mentawai itu penulis berada dalam rmbongan Kepala Kesehatan Daerah yang dikepalai oleh Dr. KAVARELLI (asal Italia Kota Roma) beserta rombongannya Menteri Kesehatan Iskandar asal Kayutanam dan Bidan Nurma asal kepala Hilalang. Dalam perjalanan ke Mentawai ini penulis sengaja memakai pakaian seragam kepanuan Muhammadiyah (Hizbul Wathan) sebagai satu alat perangsang masyarakat untuk ajar kenal dengan kegiatan Muhammadiyahdari penghayatan di Mentawai ini. Hal ini kemudian penulis terapkan pada kehidupan pribadi ialah memungut anak-anak Mentawai untuk diasuh/ajar dalam pendidikan Muhammadiyah khususnya. Mulai tahun 1984 penulis memengut gadis Mentawai nama Rosmin asal Desa Sigitsi (Sipora), mulai duduk di kelas IV SD Negeri Kuraitaji, terus ke MTsN dan SMAN Pariaman. Akhirnya Rosmin dipindahkan kebawah asuhan PP/LDK Muhammadiyah Jakarta mulai tahun 1993, tinggal bersama keluarga ananda H. Anhar Burhanudin MA yang juga ketua LDK Pusat di Jakarta itu. Gadis Mentawai kedua yang penulis pungut ialah Aniarti juga dari desa Sigisi tinggal bersama penulis tiga tahun belajar di MtsN Kuraitaji. Setamat dari MtsN tidak mau belajar lagi, akhirnya pada tahun 1994 diantar ke Mentawai untuk kawin. Ia tinggal bersama pegawai asrama Mentawai di Sipora-di desa Tuepejat. Suaminya asal Mentawai juga (Pagai Selatan) bekerja sebagai penjaga asrama anak-anak Mentawai di Tuepejat/Sipora.
Demikianlah sekedar penjelasan.
Kuraitaji 10 zhulhijjah 1415 H/10 Mei 1995. Penulis Kasim Munafy

1 komentar:

Ilham mengatakan...

Assalamulaikum. Saya Ilham(ilhamsy12@gmail.com) saya adalah cucu dari H. Sidi M. Ilyas, saya sedang berusaya untuk membuat Silsilah Keluarga dari Buya Sidi M. Ilyas apa Uda Fuad bisa membantu?
Wassalamu'alikum Wr. Wb.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops