Lencana Facebook

Kamis, 05 Januari 2012

Baralek Gadang

Oedin
Sungai Penuh

Sungai Penuh 10 April 1955
WA’ALAIKUM SALAM W.W
Gembira nian kami menerima surat sudara, kami batja berulang-ulang dan berganti-ganti, maklumlah karena sudah lama kita tidak bergurau, terbawa dari keadaan kita masing-masing. Diantara jang gembira itu termasuklah One, karena dalam surat sudara masih membajangkan keadaan dimasa jang lampau, sedang kami sebenarnja dalam seminggu sekurang kurangnja sekali akan ada djuga memperkatakan soal jang dahulu itu, guna djangan lupa kepada diri dan teman/sudara, kawan jang dekat, jang dahulu selapuk seketiduran di Pilubang, P. Pandjang, begitu djuga di Rambai.
Sudara Zas, kalau kita lihat dari sudut zaman pantjaroba sekarang ini, zaman manusia banjak lupa daratan, zaman gembak gembor, akan ada orang jang berkata, bahwa mendjadi pegawailah jang sangat baek, jang sangat beruntung, karena dia mendapat hidup mewah, hidup tjukup, senang, dan banjak lagi sebutan seribu satu kalimat, sehingga kelihatannja banjak sudara2 kita jang telah masuk kedalam, dan jang akan masukpun masih ada. Tapi kalau saja terangkan kepada sudara bagaimana perasaan kita jang sedang di dalam ini, mungkin djuga sudara tidak begitu pertjaja, karena saja kelihatannja masih bertahan ditempat jang sekarang, tapi baek djuga saj uraikan serba sedikit.
Sudara, alam pegawai memang berlainan dengan alam jang lain,dia mendjadi satu tradisi sendiri, didalamnja ada perasaan jang harus dipunjai oleh setiap orang mendjadi pegawai, umpama sadja, pegawai ingin naik pangkat, pegawai ingin tambah gadji, ingin mewah, ingin senang dan merasa lebih dari jang lainnja. Kalau seorang pegawai jang tidak mempunja dasar hidup dan kurang rasa agama bagi mereka, akan tjepat sekalilah dia terperosok kedalam djurang jang dalam, dan karenanja dia lupa akan dirinja, jang ber-achir mereka terdjerumus. Saja sekarang termasuk orang jang merugi, sebab tidak banjak lagi mempunjai waktu berbuat seperti jang dahulu terhadap Moehammadijah, sedang saja tidak lebih hanja orang Moehammadijah itulah, kalau pegawai lain berlagak dengan sekolah ini itu, saja hanja menjebut bahwa saja dari Moehammadijah, saja bersjukur djuga rumah tangga saja masih sebagaimana biasa, do’a dari sudara sangat saja harapkan, semoga saja tetap berpegang teguh kepada pedoman besar kita jang selama ini kita pegang teguh, jaitu AGAMA.
Oleh sebab itu, saja menghargakan pendirian sudara sekarang ini, sudara masih dapat berbuat sebagai sediakala, masih terus difron menunaikan wadjib sebagai seorang ridjal Islam,semoga sdr dapat terus sebagai sekrang ini, mudah-mudahan.
Hal keluarga, Sa’adah sekarang tidak bersekolah lagi, dan sudah mulai difikirkan supaja dianja berumah tangga, nanti tentu sudara akan dibawa berunding dalam pelaksanaannja. Sedang adiknja Safinah sekarang masih sekolah SGA negeri di Pajakumbuh, sekarang duduk di kelas II, mudah-mudahan tahun ini naik kelas. Disamping adik Safinah Fachruddin sekarang sekolah di Padang SMEA negeri, tinggal di Padang di rumah etek Noreka Pilubang, anak2 jg lain sedang di SMP Sei, Penuh.
Sudara, saja masih atjap djuga ke Pilubang, melihat famili kita di sana, Mak Leka masih dalam keadaan sehat, begitu djuga amak kita jang lain2. Tjuma amak rempeng jang agak sakit2, sudah kurang kuat beliau berdjalan, tapi tjutju jang akan dikasuh sudah ada, djadi sudah ada jang akan perintang hati. Jang agak turun corsnja ijalah etek Kema di Pasi, sadjak injik tidak ada lagi maka langanglah rumah nan gadang “SADJAK ILANG AJAM PANAIK, INDAK DJANDJANG BALULUK LAI”, sudara terntu akan maklum.
Mak Untju sekarang di Sei.Penuh pula, mendjadi Djaksa, dan kelihatannja masih segar, tapi telah tua djuga. Maka sangat baeknja kalau sudara dapat datang ke Sei. Penuh, tjoba sudara beri tahukan kepada saja, nanti saja ichtiarkan ke Padang, sama2 kita ke Kerintji, One gembira mendengar itu.
Perhubungan dengan Organisasi Moehammadijah Sumatera Tengah memang agak kurang, konperensi jang baru2 ini saja tidak lagi mendapat undangan, ada saja dengar suara dilarang oleh putjuk pimpinannja mengundang saja, sebabnja saja tahu, karena saja tidak setudju membitjarakan soal politik dalam Moehammadijah, kalau akan berpolitik silahkan dalam Masjumi. Pada tahun jang liwat 1954 saja mendapat undangan Konperensi, saja datang, ataranja banjak jang berobah, karena saja tidak setudju. Kedjadian jang demikian itu tidak pula akan merobah hubungan kakak dengan adik, hanja pendapat sadja jang berlain, sebagai jang telah berlaku djuga pada masa kita di Padang Pandjang.
Waktu dizaman Djepang, Madjlis Konsol telah dua kali ba’iah dengan beliau engku St. Mansur, bahwa segala Madjlis Konsol dimana sadja dia bertempat, dimana sadja mereka tinggal, harus mendjudjung tinggi Moehammadijah, di Ranting, Groep tjara lama, Tjabang, hendaklah mengurus Moehammadijah djuga, itulah jang saja turut, dan sampai sekarang masih bisa saja laksanakan.
Kemudian kabar tentang anak sudara si Sjam, saja gembira mendengar dirinja sudah di Djokja, semoga ters dia beladjar sehingga kita beranak orang pandai pila nanti, mak-lah awak tidak sekolah, amak dja seperti awak pulo, di-ambo itulah nan taraso, awak indak sekolah, mangadji tjaro oerang pun tidak, kok lai-laii, anaklah jang akan menebus atau memburu jang tinggal itu.
Sekianlah, dan kami menunggu kedatangan
sudara di Sei. Penuh.
Salam kami sekeluarga.
Diaturkan
Kepada sudara ZAS Moehammadijah
Bengkulu.
Oedin dan keluarga
Sei. Penuh
Sei. Penuh 14 April 1956
Wa’alaikum Salam w.w
Kepada jth.
Saudaraku Zainul ‘Abidin Sju’ib dan
Keluarga di Bengkulen
Saudara Zaz jth.
Surat saudara yang bertanggal 20 Maret/7 Sja’ban selamat kami terima tanggal 5 April 1956, tepat waktunja dengan pembubaran panitia perajaan perkawinan anak kita Sa’adah Oedin, waktu itu adinda Kasim Munafy masih di Sei. Penuh, kami batjalah surat itu berulang-ulang, isinja memang tepat benar pada sasarannja.
Saudara !, pada hari Ahad tanggal 1 April itu tertjurah djuga air mata saja, memang tidak dapat saja menahan, pagi kira djam 8 orang Pasar Sei. Penuh datang beramai ramai dengan sengadja hendak menjerahkan bingkisan, waktu upatjara penjerahan itu saja tertangis, saja teringat kepada zaman jang lampau, waktu kita sedang dilamun keadaan jang menghebat, saja tidak menjangka keadaan akan terdjadi seperti jang berlansung pada hari Minggu itu, ramai orang bukan kepalang, segenab lapisan masjarakat berdatangan, Belanda keboen Kajoe Aro lengkap datang semuanja, pendeknja sehari-harian itu tidak dapat duduk karena melajani orang dan tamu jang datang.
Selain dari kawan dan sahabat jang datang merajakan hari jang bersedjarah itu, djuga kawat kawat banjak pula jang diterima, dua puluh empar lembar jang telah sampai, datangnjapun segenap pihak, dari Gubernur Malukupun ada kawatnja mengatakan berhalangan datang, dari Djakarta, dari Djokja, dari Medan, Pekan Baru dan sekitar Sumatera Tengah, kalau surat djangan dikata lagi, semuanja kawat dan surat itu mengutjapkan selamat bagi anak kita itu, sjukurlah.
Dari Padang Pandjang datanglah engku Dt. Sinaro Pandjang dan sudara A. Malik Ahmad dengan Rohana, Mhd. Nur Sa’ad dari Priaman, djuga sanak sudara dari Batusangkar, semuanja sebelum alat telah berada di Sei. Penuh, dan kembalinja sehari sesudah alat selsai, hanja jang tidak saja terima dari Beliau E. A. R. St. Mansur, mungkin beliau banjak urusan, tapi dari tuan Junus Anis ada, dari Kasma Singodemedjopun ada, mudah-mudahan dilain hari. Guna mendjadi gembiranja sudara baek saja terangkan juga, sehari itu memotong, 1.kerbau,2.djawi.4.kambing, ajam beberapa lusin, pendeknja keluar air mata itu karena sjukur kepada Toehan Allah, semoga ni’matnja ini ditetapkannja, amin.
Sebagai tambahan, anak kita dari Pilubang berdua dengan amai djuga datang, beliaupun turut bersjukur, dan djuga tidak mengira jang demikian itu.
Sekarang selesai satu kewadjiban, anak kita Sa’adah telah mempunyai djundjungan hidup, pagi2 hari Djum’at dua hari sebelum perajaan dia telah saja nasehati, dia menangis mendengar nasehat itu, saja katakan kepadanja, bahwa ajahnja tidak akan menangis lagi, sebab air matanja sudah kering, karena sering menangis sewaktu dia masih ketjil. Kemudian datang pula surat dari sudara, ber-ulanglah saja menangis, sebab isinja tepat nian, bertambah sadar saja kepada kedjadian itu.
Demikianlah verslah ringkas, semoga menambah rapat perhubungan ananda Sa’adah dengan Pa’itoknja.
Salam dan ma’af kami.
Oedin

1 komentar:

Drs. Fuad Afsar alias Arjan Kamingga mengatakan...

waaaaawwwwwww

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops