Lencana Facebook

Senin, 09 Mei 2011

Aneh, Seorang DPO Masuk ke Mapolsek

Bom bunuh diri yang mengguncang masjid yang berada di Kompleks Mapolresta Cirebon pada saat menjelang dilakukannya sholat Jumat 15/04 sangat mengejutkan banyak pihak.Bom diledakkan oleh seorang pria berjaket hitam ketika imam sholat sedang melafadzkan takbiratul ihram.

Pelaku pengeboman sendiri diduga bernama M.Syarif setelah diidentifikasi gambar wajahnya yang masih utuh. Berdasarkan informasi diterima sejumlah wartawan di Cirebon, Syarif nekat melakukan bom bunuh diri karena dirinya sakit hati atau dendam pribadi kepada polisi. Sebelumnya sempat beredar kabar motif teror itu adalah dendam pribadi. Dimana polres setempat telah menetapkan Syarif sebagai tersangka pengerusakan mini market dalam sebuah aksi sweeping minuman keras di Cirebon, 2010 lalu. Ia juga diduga terkait pembunuhan seorang prajurit TNI di kota yang sama.[jpnn.com]

Titik kritisnya, jika benar Syarif melakukannya atas dasar balas dendam, dan ingin sekali menghabisi polisi, maka sikap seperti inilah rentan untuk di manfaatkan, kecil kemungkinan operasi peledakan ini dilakukan sendirian, siapa yang merancang bom? kalaupun toh dia sampai bisa buat bom maka siapa yang mengajari? Sebab sepertinya perancang bom menginginkan adanya jejak pada pelaku, sehingga wajahnya masih utuh.

Akibat kejadian ini, 1 orang dikabarkan tewas yang merupakan pelaku bom, 6 orang luka berat dan 24 orang luka ringan.Tanggapan beragam muncul dari berbagai pihak.

Sebuah keanehan dan dianggap Kecerobohan

Wakabareskrim Irjen Mathius Salempang, beberapa waktu lalu mengungkapkan, M Syarif termasuk salah seorang tersangka kasus penyerangan mini market Alfamart di Cirebon, Jawa Barat.

“Beberapa saat lalu Polresta menangani kasus penyerangan Alfamart, ada 11 tersangka pada saat itu. Enam tersangka dan lima orang DPO, salah satu di antaranya tersangka yang bunuh diri,” terangnya.

Dengan diketahuinya bahwa tersangka yang melakukan bunuh diri tersebut merupakan salah satu borunan justru menjadi sebuah keanehan seorang Borunan bisa masuk ke kawasan Polres dan bawa Bom.

Karena keanehan tersebut maka oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane yang dilangsir Okezone.com (Kamis (21/4/2011). Sebagai sebuah kecerobohan sebagaimana kecerobohan yang pernah terjadi pada kasus Bom buku di UTAN KAYU
“Bom Cirebon itu tragis, lagi-lagi polisi ceroboh seperti saat di Utan Kayu,

Neta menjelaskan, ledakan bom di Mapolresta Cirebon yang mengakibatkan satu orang tewas dan lebih dari 30 orang luka-luka sejatinya tak perlu terjadi apabila polisi jeli.

“M Syarif (pelaku bom bunuh diri) kan statusnya DPO, masa seorang DPO bisa masuk ke kantor polisi, dan polisi tak tahu dia DPO, bawa bom lagi. Itu menunjukkan cerobohnya polisi,” bebernya.

M.Syarif anggota Jamaah Anshorut Tauhid ?

Sebelumnya beredar kabar Sebagaimana pesan singkat yang beredar di kalangan wartawan Cirebon, Syarif saat ini tercatat sebagai kader Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Cirebon.

“Pelaku adalah termasuk anggota JAT Kota Cirebon. Sedangkan orangtua Muhammad Syarif a/n Srimulat telah dibawa ke Jakarta untuk dilakukan test DNA,” demikian psan tersebut, Sabtu (okezone.com 16/4/2011)

Direktur Jamaah Anshaarut Tauhid Media center (JAT-MC) Son Hadi, menegaskan bahwa pelaku bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon bernama Muhammad Syarif, bukan anggota JAT dan sama sekali tidak pernah terdaftar di dalam keanggotan JAT.

“Saya tegaskan, pelaku bom Cirebon itu bukan anggota dan tak ada kaitannya sama sekali dengan JAT,” kata Son Hadi dalam acara jumpa pers ormas ormas Islam di Jakarta, Senin.

Son Hadi menegaskan pula, apa yang dilakukan oleh pelaku dalam askinya di tengah rombongan orang yang sedang shalat berjama’ah adalah tindakan haram yang tidak berdasar dan tak bisa dibenarkan oleh siapapun.

“Itu jelas haram. Melakukan bom bunuh diri dalam kondisi seperti itu tidak ada dalam fikih jihad. Yang melakukan ini pasti tidak mengerti perkara jihad, ” imbuh Son Hadi.

Son Hadi yakin, aksi bom bunuh diri yang dilakukan di kompleks masjid yang tidak bisa dikelompokkan sebagai masjid dhiror (masjid yang boleh dirusak karena alasan syar’i) tersebut ditunggangi pihak pihak tertentu yang ingin membuat negeri ini kacau.

“Pasti ada penunggang yang sedang bermain,” ujar dia.

Tanggapan beragam muncul dari berbagai pihak

Akibat kejadian ini, 1 orang dikabarkan tewas yang merupakan pelaku bom, 6 orang luka berat dan 24 orang luka ringan.Tanggapan beragam muncul dari berbagai pihak.

ditengarai hanya bertujuan untuk mengadu-domba antara kelompok-kelompok Islam dengan pihak kepolisian.

Bisa jadi hal itu juga untuk mematangkan situasi dan kondisi masyarakat menjelang pengesahan RUU Intelijen, bahwa RUU itu memang diperlukan untuk memberikan kewenangan lebih kepada lembaga intelijen guna mengantisipasi peristiwa semacam itu terulang di masa mendatang.

Demikian dikatakan Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto saat menggelar konferensi pers ormas dan tokoh tokoh Islam di Kantor Pusat HTI di Jakarta, kemarin.

Ismail menegaskan, siapapun pelaku dan apa motivasinya, peristiwa ini harus dinyatakan tidak ada hubungannya dengan Islam atau perjuangan Islam, karena tindakan keji itu bertentangan sama sekali dengan ajaran Islam itu sendiri.

“Sangat jelas, ajaran Islam sangat melarang melukai atau membunuh siapapun tanpa alasan yang dibenarkan secara syar’i, terlebih bila itu dilakukan di saat orang sedang melaksanakan sholat Jum’at,” kata Ismail.

Pihaknya pun mengutuk keras pelaku bom bunuh diri itu sebagai tindakan biadab dan bertentangan sama sekali dengan ajaran Islam. Pihaknya pun menyerukan kepada pihak berwenang untuk segera mengusut tuntas siapa pelaku dan apa motivasinya, termasuk siapa otak intelektual di balik aksi.

Di samping itu, lanjut Ismail, pihaknya menolak keras jika peristiwa dikaitkan dengan kepentingan untuk segera melakukan pengesahan RUU Intelijen. Sebab, kata dia, keperluan untuk hadirnya badan intelijen yang baik tidak boleh dijadikan dasar lahirnya sebuah UU yang justru akan menimbulkan kemudharatan bagi rakyat, khusunya umat Islam.

Ia khawatir, hadirnya UU Intelijen yang terburu-buru hanya akan merugikan banyak pihak, khususnya umat Islam yang banyak menjadi korban di era Orde Baru.

Sementara itu menurut menurut Munarman, mantan ketua YLBHI, sebagaimana yang dilangsir oleh eramuslim.com: “Kasus ini aneh menurut saya. Kalau orang mendalami fiqh jihad, tidak mungkin membom Mesjid. Semilitan-militannya mujahidin, merusak mesjid dilarang. Termasuk tempat ibadah umat lain. Bisa dipastikan, ini bukan mujahidin”. Munarman juga menambahkan bahwa motif-motif seperti ini seperti motif intelijen.

Sedangkan FUI menduga peristiwa Bom ini adalah upaya mengadu domba umat Islam dengan polisi. Sekjen FUI, Muhammad Al-Khatath, mengatakan: “Pelaku dan aktor intelektual yang ada di belakangnya adalah orang yg tidak paham fiqh jihad, sebab dalam fiqhul jihad sama sekali tidak dibenarkan melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah, apalagi masjid.” (detik.com 16/04).
Berbicara pada kesempatan yang sama Kepala Biro Humas PP Hidayatullah Mahladi, mengatakan aksi tersebut kata Mahladi, mencerminkan bahwa pelaku tidak menghormati masjid sebagai tempat ibadah.

Mahladi juga menyayangkan sikap media mainstream yang kerap mengeluarkan opini sumir seputar aksi itu dengan berusaha mengaitkan dengan kelompok kelompok Islam.

“Kami berharap media tidak buru-buru menyampaikan pernyataan dan penilian yang tidak akurat,” katanya.

Pihaknya menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk tetap sabar dan istiqomah serta tetap waspada mengantisipasi munculnya fitnah yang dilakukan pihak yang tidak suka kepada umat Islam.

Jenazah M.Syarif ditolak warga

Hingga kini, keluarga masih mencari lahan untuk memakamkan pelaku peledakan bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon, M Syarif. Pasalnya, warga bersikukuh menolak jenazah sang teroris.

“Kita masih mencari lahan. Sampai saat ini warga belum ada yang mau menerima jenazah,” kata ayah kandung Syarif, Abdul Gofur, saat dihubungi okezone, Kamis (21/4/2011).

Menurut dia, saat ini dirinya masih menunggu jenazah Syarif. Berdasarkan pengakuan Gofur, pada Rabu kemarin jenazah Syarif sudah diterbangkan menuju Cirebon dengan menggunakan helikopter. Namun, entah mengapa jenazah tidak jadi mendarat di Cirebon.

“Kemarin jenazah sudah sampai Jatibarang dengan menggunakan helikopter. Saya tak tahu jenazah Syarif dibawa kemana,” tukasnya.

Bahkan, kepada salah satu wartawan Gofur mengaku terpaksa akan membakar jenazah Syarif jika terus menerus ditolak warga. “Kalau ditolak terus, susah dikubur, ya bakar saja,” ujarnya, pasrah.

Tindakan semacam itu yang dirugikan Adalah Islam

Dari waktu waktu setiap ada kejadian BOM teror di negeri ini,para penghujat islam bersuka cita. Mereka manfaatkan betul kejadian tersebut untuk menyerang Islam, menghujat Allah dan Rasulnya. Maka menyikapi persoalan tersebut maka segenap umat Islam harus bersatu padu untuk mengecam tindakan mereka tersebut sebelum pelaku dan orang orang yang berperan serta dalam peristiwa tersebut belum terungkap hingga terungkap, Siapapun dia darimanapun kelompoknya. Dan sikap ini harus konsisten dilakukan dan juga perlu diingatkan kepada semua lapisan umat Islam jangan terprovokasi atau terjebak apalagi membenarkan tindakannya dan mengikuti tindakan tindakan mereka,karena sekali lagi itu sangat merugikan islam.

Karena fakta yang terjadi peristiwa peristiwa tersebut banyak membuahkan Ejekan dan penghinaan kepada Islam, penghujatan kepada Allah dan Rasulnya dan juga pelecehan kepada Syariat islam

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops