Lencana Facebook

Rabu, 20 April 2011

Dongeng Cintaku

30-an tahun lalu, hatiku terjatuh di Simpangkuraitaji
Seorang ceweq memungutnya dengan lembut
Aku bahagia sekali, hatiku jatuh tapi ada yang memungutnya
Saat hatiku sebelah lagi kosong, kutemukan ada hati berlebih
Di Simpangkuraitaji juga.
Jadilah hatiku dan hati yang kutemui mengisi hidupku
Suatu hari, hatiku yang penuh itu jatuh berserakan
Seperti kaca, pecah. Berserakan !,
Aku kaget,
Aku tertegun,
Aku tersenyum,
Ahhhh, bisa apa anak SMP ?
Luka tersayat itu malah semakin parah
Saat pemungut hatiku, yang hatinya berlebih
Kuambil dan kusimpan sebagai pengenap hatiku
Dihantam prahara nafsu syahwat syetan tidak bertanggung jawab
Luka hatiku mulanya luka karena tidak mampu menerawang masa depan
Aku masih SMP !.

Luka itu semakin bernanah dan menyayat hatiku
Saat hati yang kutemui menderita !.
Ya, dia menderita
Sangat menderita !.
Hati yang kutemui bukanlah hati yang kutemui mengisi hatiku yang jatuh
Melainkan hati yang porak poranda sehancur-hancurnya
Jahanam itu telah mengotori pemilik hati yang kutemui
Dengan keserakahn nafsu yang bersangatan
Jahanam itu bukan manusia
Jahanam itu adalah setan yang sangat-sangat bernafsu
Memperkosa hati, hati yang sangat kucintai
Segala cara jahanam itu lakukan, agar hati
Hati yang kutemui , tunduk di bawah nafsu setan jahanam
Sungguh !
Hatiku bernanah,
Sakit,
Perih,
Perih sekali !.
Air mataku jatuh di dalam cinta,
Cintaku basah
Cintaku menjadi busuk, terendam air mata darah
Hati yang kutemui itu, seperti malaikat kebingungan
Dia kelimpungan,
Dia sangat lemah,
Dia tidak bertenaga,
Ya, malaikatku itu kalah saat bertarung melawan kemauan nafsu setan
Malaikatku yang lunglai bersinergi dengan hatiku yang busuk
Akibat terendam air mata darah
Disebabkan perengutan secara biadab
Hati malaikatku yang dulu kupungut di Simpang kuraitaji
Oleh pemilik nafsu biadab jahanam itu
Waktu menggilas segala-galanya
Busuk hatiku semerbak dipelukan ibu pertiwi
Hati yang pernah kudapat di simpang kuraitaji
Lenyap di belantara cinta
Kadang aku kehilangan
Kadang aku kebingungan
Hati yang pernah kupungut
Ternyata tidak hancur semua
Ada serpihan sebesar zarah tertinggal di lubuk hati terdalam
Tertimbun cinta-cinta yang nyata yang ada dalam duniaku
Subhanallaah,
Serpihan sebesar zarah itu hidup.
Aneh,
Benih yang tertimbun berpuluh tahun itu
Perlahan hidup lagi
Aku coba membunuhnya,
Aku coba membuangnya
Oh my God,
Aku tidak sanggup, Aku mau jadi pembunuh
Aku tidak bisa
Semakin kusayat semakin dia hidup
Aku lunglai dalam kebingungan
Aku tidak berdaya
Hati yang kupungut dulu itu, yang sudah tertimbun jutaan detik
Berangsur menggeliat, menolak apa yang ada di atasnya
Yang membenamkannnya
Hatiku yang pernah jatuh dipungut anak simpang kuraitaji
Yang pernah busuk terendam air mata darah, terlihat dibersihkannya
Dengan kelembutannya
Karena hatiku yang dipungutnya adalah hati yang pertama ditemukannya
Seperti juga aku !.
Hati yang berlebih yang kupungut itu, juga pertama kali
Sekarang menjadi madu, sekaligus menjadi tuba
Sekarang……………?











Hati yang pernah kupungut dulu
Jauuuuuh sekali
Dekaaaat sekali
Aduhhhhhh.
Zaman tidak salah,
Waktu tidak salah,
Semua tertulis di kitab Nya
Bab tersendiri tentang aku
Bab tersendiri tentang hati yang kupungut
Biarlah…………


(Ilham ini hadir saat sholat maqribdi mesjid taqwa Muhammadiyah kelurahan Pahlawan Kb. Lada di saat rakaat ke dua, 19 April 2011)
Binjai, Drs. Fuad

1 komentar:

Drs. Fuad Afsar alias Arjan Kamingga mengatakan...

Dulu itu kenangan/sejarah , sekarang kenyataan dan besok harapan. Wallahu a'alam bissawaab

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops