Lencana Facebook

Minggu, 06 November 2011

cinta sepotong hati,

Kadang aku benciiiiiiiiiiiii sekali melihatmu
Kenapa tidak,
Begitu rinduku tersahuti di sudut kota baru
dengan anggun dan mempesona
kau sambut rinduku dengan kerinduan versimu di sudut kota baru itu
jemari kita saling melemparkan isyarat bahwa kerinduan bak dongeng itu
memang nyata adanya
terbukti memang, kerinduan itu akhirnya diaplikasikan disudut ruangan bernafsu
di kota baru
Bukan nafsu asal nafsu tapi nafsu yang bernafsu menaklukan kerinduan yang muncul tiba tiba
ketika setelah 30-an tahun kebersamaan itu sirna dan tidak pernah terkemuka
kamu menumpahkan segala yang bisa kamu tumpahkan
dan dalam kesendirian pula
itu kau jalani sendiri dan sendiri
hati siapa yang nyaman jika proses itu terjadi pada dirinya
Kadang aku benciiiiii sekali padamu
kebersamaan yang terbangun dan kubangunkan di atas pondasi yang mendua
tapi kokokh dalam kegamangan bercinta
akhirnya menjadi memori tersendiri bagi aku
kerinduan dan kebersamaan yang kita jalin mampu membuat
mata-mata yang lain menjadi abu-abu karena kebersamaan itu hanya ada pada kita
paling tidak itulah yang kurasakan
Aduhhhhhhhhh
Kadang aku benci padamu
kenapa tumpahan birahiku lewat kata-kata dan lakuku lewat sikap harus dipertontonkan
aku meresa aneh dan aku merasa bingung disaat kebersamaan itu menjalani masanya
tiba-tiba saja kau sirami dengan air yang sangat dingin melebihi dinginnya situasi kutub utara yang terdingin sekalipun.
Ntahllah,
Kadang aku benciiiiiiii sekali padamu karena rinduku tak berteman lagi dan rinduku bingung mengisi waktu-waktunya terakhir ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops