Hari ini, 59 tahun yang lalu
seorang bayi laki-laki mengoyak keheningan hari itu dengan tangisnya
sementara seorang wanita paruh baya tersenyum sumringah melihat putra ke lima lahir dengan selamat
Rimbo Kaluang, Padang Sumatera Barat, lokasi daerah kelahiran bayi itu
detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun
bayi itu tumbuh dalam curahan kasih sayang ibundanya Saadah,
seorang putri sulung dari mantan Bupati di Rengat, Oedin
bapaknya seorang anak pesisir, taluk Pariaman yang kesehariannya bermain dengan ombak kehidupan
konon, diusia kanak-kanak kedua orang tuaku khawatir karena kedua kakiku sepertinya lumpuh karena tulang kakinya berbentuk X
Hari ini, 59 tahun yang lalu.
setelah perputaran waktu yang tidak banyak disadari manusia jenjang pendidikan layaknya orang-orang bego yang lain, pun dilaluinya juga
sekolah dasar 6 tahun dilaluinya di sekolah dasar nomor 16, jalan Rahmadsyah/Japaris Medan
diakhirinya sekolah itu tahun 1976
6 tahun di esde nomor 16 itu tak sedikit sweet memory plus bad memory dialaminya
sweetnya, ehem rekreasi bareng teman dan guru-gurunya ke Tuntungan (?)
badnya, dihukum guru berdiri satu kaki di depan kelas dengan tangan satunya memegang kepala
sweetnya, ehem mandi bareng teman teman di sungai mati di belakang istana plaza
badnya, celana putihnya hanyut dibawa air yang nakal, jadilah ia pulang layaknya tarzan
yang paling bad adalah kehilangan ibundanya disaat ia masih duduk di kelas 4 es de
disaat itu dia lagi cheria-cherianya main alip sambar elang dengan temannya ichwan khaidir alm
itu sekilas pintas masa esde
3 tahun ke depan es em pe dilaluinya di tiga sekolah
ketika pengumuman penerimaan siswa baru di es em pe negeri XI medan diumumkan, namanya tidak keluar
sedih betulrasanya. sambil berurai air mata dia pulang melapor ke papanya
Papanya cuma tersenyum penuh arti
walau namanya tidak keluar dalam penerimaan siswa baru di es em pe itu, tapi dia masuk bersamaan dengan murid-murid baru lainnya,
seorang bayi laki-laki mengoyak keheningan hari itu dengan tangisnya
sementara seorang wanita paruh baya tersenyum sumringah melihat putra ke lima lahir dengan selamat
Rimbo Kaluang, Padang Sumatera Barat, lokasi daerah kelahiran bayi itu
detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun
bayi itu tumbuh dalam curahan kasih sayang ibundanya Saadah,
seorang putri sulung dari mantan Bupati di Rengat, Oedin
bapaknya seorang anak pesisir, taluk Pariaman yang kesehariannya bermain dengan ombak kehidupan
konon, diusia kanak-kanak kedua orang tuaku khawatir karena kedua kakiku sepertinya lumpuh karena tulang kakinya berbentuk X
Hari ini, 59 tahun yang lalu.
setelah perputaran waktu yang tidak banyak disadari manusia jenjang pendidikan layaknya orang-orang bego yang lain, pun dilaluinya juga
sekolah dasar 6 tahun dilaluinya di sekolah dasar nomor 16, jalan Rahmadsyah/Japaris Medan
diakhirinya sekolah itu tahun 1976
6 tahun di esde nomor 16 itu tak sedikit sweet memory plus bad memory dialaminya
sweetnya, ehem rekreasi bareng teman dan guru-gurunya ke Tuntungan (?)
badnya, dihukum guru berdiri satu kaki di depan kelas dengan tangan satunya memegang kepala
sweetnya, ehem mandi bareng teman teman di sungai mati di belakang istana plaza
badnya, celana putihnya hanyut dibawa air yang nakal, jadilah ia pulang layaknya tarzan
yang paling bad adalah kehilangan ibundanya disaat ia masih duduk di kelas 4 es de
disaat itu dia lagi cheria-cherianya main alip sambar elang dengan temannya ichwan khaidir alm
itu sekilas pintas masa esde
3 tahun ke depan es em pe dilaluinya di tiga sekolah
ketika pengumuman penerimaan siswa baru di es em pe negeri XI medan diumumkan, namanya tidak keluar
sedih betulrasanya. sambil berurai air mata dia pulang melapor ke papanya
Papanya cuma tersenyum penuh arti
walau namanya tidak keluar dalam penerimaan siswa baru di es em pe itu, tapi dia masuk bersamaan dengan murid-murid baru lainnya,