Lencana Facebook

Minggu, 31 Oktober 2010

Kalau Allah yang Membalas

Firman Allah swt, “Hal jaza ul ihsani illal ihsan, tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula”. Pernyataan itu tercantum dalam al quran surat Ar Rahman ayat 60. sementara Rasulullah saw bersabda yang artinya “Dan Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba itu menolong saudaranya”. Hadits ini diriwayat

Kan oleh Imam Muslim.

Kedua potongan landasan keislaman di atas telah dapat dirasakan oleh pak Shodiq. Orang yang dari masa muda telah aktip pada Remaja Mesjid berlanjut pada pengkaderan organisasi kepemudaan lainnya yang pada akhirnya melemparkannya kepada beberapa posisi, bahkan antar Departemen di Republok tercinta ini, meski tidak dipertanggung jawabkan oleh kas Negara, malah ia yang ikut berpartisipasi mengisi kas Negara.

Betapa tidak. Pak Sodiq dengan modal sedikit pendidikan agama, di lingkungan dimana ia tinggal diangkat sebagai tuan kadi, ketua stm, ketua bkm, sementara di sisi lain iapun menjabat sebagai kepala lingkungan yang sekaligus profesi hariannya sebagai supir beca mesin. Pak sodiq dengan demikian telah berkiprah pada Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri dan juga sekaligus Departemen Perhubungan.

Posisinya itu lebih banyak fungsi sosial ketimbang keuntungan material, namun itu ia tekuni dengan aneka dukalaranya. Sementara sang isteri tercinta bertugas sebagai guru SD sekaligus Kepala pda Perguruan Swasta yang mesti masuk setiap hari, dengan motto,anak sakit ditinggalkan, tapi jika murid sakit diantarkan baik ke puskesmas maupun ke rumah orang tuanya.

Lima belas tahun sejak jabatanya yang tumpang tindih ia jalani, kini ia telah mengecap hasilnya. Anak pertama sebagai alumni dari fakultas tehnik pada perguruan tinggi negeri, begitu tiga bulan masa percobaan dari sebuah perusahaan telekomunikasi , diberikan satu unit kenderaan roda empat sebagai kenderaan dinas. Anak kedua yang mengikuti jejak ibunya sebagai guru, baru dua minggu diwisuda, karena jiran guru yang naik haji, maka sang anak diminta sebagai pengganti. Dengan janji kelak si anak diusulkan untuk memegang bidang studi sang ibu hajjah sebagian. Anak ketiga dengan modal hamper nol rupiah, dapat mengikuti akademi salah satu angkatan, dimana dalam waktu dekat sudah pula akan diwisuda. Dari empat orang zuriyatnya, hanya tinggal satu lagi puteri yang masih duduk pada jenjang SMA.

Apa yang dapat kita petik dari pergultan nasib Pak Sodiq. Untuk masa sekarang ini, di masyarakat lingkungan ia termasuk diacungi jempol dalam urusan keberhasilan mendidik anak, apalagi bila dikaitkan dengan penghasilan perbulannya yang bertugas pada tiga departemen sekaligus, namun tidak satupun yang dapat memberi penghasilam secara pasti, baik tanggal maupun nominal.

Dari kacamata agama, dua dalil di atas akan tetap bias dipakai sampai dunia ini kembali digulung pemiliknya. Bahwa siapa yang menabur benih dengan penuh ke ikhlasan, dia pasti akan menuaipanen di luar perkiraan. Bahwa siapa yang bergerak membantu serta memikirkan nasib orang banyak, maka yang punya orang banyak itu, yakni Allah swt pasti pula akan menolong.

Kenyataan yang dirasakan Pak Sodiq saat ini adalah perpaduan antara ayat-ayat qur’aniyah dengan ayat-ayat kauniyah (fakta alamiyah). Dari zaman dahulu hukum itu telah berlaku, sampai kini dan nanti. Hanya saja diperlukan sebuah keyakinan dan tekad, hal mana saat ini agak susah kita dapat. Kita saat sekarang ini lebih banyak berniat serta bertekad berdasarkan kepentingan. Menolong mendekat karena telah ditanam niat akan beroleh sesuatu dalam waktu dekat. Padahal yang kita tolong belum tentu ingat, apalagi merasa berhutang keringat.

Ketika sebuah niat dan tekad kita awali , bahwa harus memang berbuat sedemikian rupa, Yang Maha Kuasalah penilainya dan dari Dia jugalah pemberi imbalannya, karena Dia Maha Kaya, maka bias saja ia membei imbalan dari berbagai jalan yang tidak pernah kita bayangkan. Berani coba……….?

Binjai, Oktober 2010

Kebusukan-kebusukan Yahudi

Jika dilihat dari silsilah garis keturunan bangsa Yahudi berasal dari nabi Ibrahim as (menurut literature sejarah) Bapak Bangsa. Moyang suku-suku bani Israil adalah Nabi Ibrahim as, Ishak as, Ya’kub as beserta ke duabelas puteranya. Dalam kitab suci perjanjian lama atau bible, Ibrahim berarti bapak bangsa berasal dari Ur Chaldaim (Mesopotania, Irak), dipanggil oleh Tuhan (Kejadian 12), agar pindah ke Palestina beserta isterinya Sarah. Ibrahim berputera dua orang yakni Ishaq dan Ismail. Ishak dalam kitab perjanjian lama disebut juga Isaak dikenal sebagai bapak bangsa kedua berputera dua orang yakni Esau (Edom) dan Ya’kub yang memiliki putera 12 orang tercatat sebagai 12 suku bangsa Yahudi atau Israel. Perihal Ishak putera Ibrahim dari Sarah dan Ishak berputera Ya’kub termaktub dalam al qur’an :



71. dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu Dia tersenyum, Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.

Nama Yahudi tepatnya diambil dari nama putera keempat Ya’kub as yakni Jehuda. Dalam literature al qur’an banyak dijumpai kebusukan-kebusukan Yahudi. Secara ringkas kebusukan Yahudi antara lain :

1. Yahudi senantiasa menyalahi janji. Hal ini diisyaratkan dalam al quran surat Al Baqarah 83


83. dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Dari ayat tersebut dapat difahami bahwa salah satu tabiat sebagian besar Yahudi adalah menyalahi janji, baik janji kepada Allah swt, maupun janji kepada Nabi/Rasul dan janji kepada sesame manusia.

2. Yahudi selalu melanggar peraturan, menghalalkan yang haram, hal ini diisyaratkan dalam al quran surat Al A’raf 163


163. dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka Berlaku fasik.


Menurut mufassirin, hari Sabtu adalah hari larangan bagi orang-orang Yahudi untuk beraktifitas, karena cobaan banyaknya ikan, perjanjian yang telah disepakati mereka langgar dan mereka menganggap hal itu adalah hal yang lumrah jadi halal. Dari uraian ayat diatas kelihatan jelas bahwa bangsa Yahudi sebahagian besar menyalahi janji yang telah disepakati.

3. Yahudi senantiasa mengengkari yang benar (Al Haq), egoistis dan dengki, hal ini diisyaratkan oleh Al Quran surat Al Baqarah 89-90.



89. dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
90. Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.

Dari ayat di atas jelas bahwa kedatangan Rasulullah saw seperti yang disinyalir ayat di atas diengkari oleh orang-orang yahudi walaupu isyarat demikian telah mereka ketahui lewat kitab sucinya, Taurat. Hal ini disebabkan karena mereka merasa benar sendiri, dengki (hasad) terhadap kelebihan-kelebihan orang lain


4. Yahudi menentang kitab Allah, mengerjakan sihir dan diombang-ambingkan syaitan. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah dalam surat Al Baqarah 101-102


101. dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (Kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).
102. dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.


5. Yahudi dipengaruhi oleh kehidupan dunia, cinta harta benda dan enggan berjuang. Hal ini diisyaratkan oleh Firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah 96.

96. dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.

6. Yahudi memiliki kelakuan sangat buruk terhadap Allah sekalipun, memusuhi malaikat dan membunuh para nabi. Hal ini diisyaratkan oledalam al quran surat Ali Imran 181-182.

181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan Kami kaya". Kami akan mencatat Perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar".
182. (azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Nya.

Dari beberapa kebusukan Yahudi yang disinyalir alquran di atas, apa yang dialami oleh bangsa Yahudi dapat dimbil pelajaran yang tersirat. Literature sejarah mencatat keberadaan Yahudi kembali terkuak masa Firaun memerintah Mesir. Khususnya masa-masa mendekati nabi Musa as. Ahli nujum Firaun memberikan sinyal bahwa kejayaannya kelak akan berakhir ditangan lelaki keturunan Bani Israil. Firaun yang yakin akan isyarat ahli nujumnya menginstruksikan setiap bayi laki-laki yang baru lahir wajib dibunuh. Tercatat 6000 bayi bani israil yang tidak tahu apa-apa harus mati demi kelanggengan kerajaan Firaun. Karena kezhaliman Fiiraun bumi kita terbebas dari manusia-manusia yang busuk seperti yang disinyalir oleh ayat-ayat al quran di atas. 6000 bayi yang dibunuh Firaun menjadi penghuni syurga. Musa sendiri mengalami peristiwa yang diluar jangkauan otaknya ketika Musa berguru kepada Nabi Khaidir as. Hal ini tercantum dengan jelas dalam al quran surat Al Kahfi 74 disusul dengan ayat 80-81.


74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".



80. dan Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
81. dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).

Kearifan dalam literature sejarah dapat dilihat masa Hitler berkuasa di Jerman. Tidak kurang 5 sampai 6 juta Yahudi harus kehilangan nyawanya. Bagaimana jika sejarah tidak melahirkan Hitler ??. Masa sekarang, akibat ulah seorang turunan Yahudi George Soros dunia sudah dibuat pusing 13 keliling. Khususnya negara-negara Asia termasuk Indonesia. Jika Hitler tidak terlahir dalam literature sejarah 5 sampai 6 juta jiwa yang hidup berkembang biak, bagaimana dunia ini. Al quran sudah mengisyaratkan kebusukan mereka.
Anugerah yang diberikan Allah swt atas orang-orang Yahudi memang luar biasa. Plus minusnya diisysaratkan dalam al quran. Keturunan nabi, pintar-pintar. Satu diantaranya Albert Einstein. Peristiwa terakhir yang menimpa Bani Israil ini ulah mereka memborbardir Palestina. Dari sekian banyak korban yang yang tewas, sebahagian adalah anak-anak remaja yang memang menjadi target zionis. Zionis Israel khawatir kedepan anak-anak ini menjadi peghambat gerak mereka, karena tak lama sesudah Ramadhan tahun lalu pimpinan Hamas di Palestina Ismail Haniya baru saja mewisuda ratusan anak-anak remaja yang hafiz al quran 30 juz. Masa remaja saja sudah hafiz al quran 30 juz bagaimana 20 tahun kedepan ?. Ketakutan dan kekhawatiran itulah menjadi salah satu penyebab mengapa Zionis sangat khawatir yang akhirnya melahirkan ambisi agar kedepan yang mati tidak menjadi batu sandungan. Bagaimanapuin Allah swt yang lebih mengetahui sementara kita tidak tahu apa-apa. Firmannya dalam al quran surat al Baqarah 216 menegaskan :


216. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Binjai, Akhir Oktober 2010

Sabtu, 16 Oktober 2010

Buya Oedin dan Pangsar Soedirman

Adalah kebiasaan yang dijaga betul, jika sholat maqrieb itu berjemaah. Demikian juga malam itu. Bertindak sebagai imam, Buya sementara makmumnya saya, Fadillah dan di shaf perempuan ada One dan Tachi. Selesai masing-masing membaca al quran, acara rutinitas malam di simpang kurai taji adalah makan malam. Gelar tikar di lantai papan. Buya mengambil posisi menyender ke dinding, di kanan beliau One, Tachi, saya dan Fadilah. Kadang ikut juga Inak (kakak One). Menu malam itu, lumayan nikmat. Samba uok. Cabe, bawang dan tomat di kukus kemudian digiling kasar diberi minyak goring dan ikan teri yang digongseng. Hmmm hm, nikmat sekali rasanya.
Waktu berputar terus seiring selesainya aktivitas rutin malam itu. Bakda isya yang juga dilaksanakan berjemaah di rumah (karena posisi mesjid lumayan jauh) dan penerangan listerik belum ada, Buya kembali duduk, kali ini sambil berselonjor.
“Dek, Adek tahu siapa itu Soedirman ?”. Beliau Buya Oedin bertanya padaku.
“Bapak TNI Buya, Panglima Besar Soedirman”.
“Ya……..Buya juga berteman akrab dengan Beliau”’ Kami sama-sama di WMPM”.
“Apa itu WMPM Buya” Aku menyela pembicaraan Beliau.
“Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah”
“Oooooooooo”
“Waktu itu, dalam suatu permusyawarahan, kami sama-sama we-o (walk out) karena tidak sependapat dengan musyawarah. Soedirman WMPM Banyumas, Buya WMPM dari Pariaman”. Jadi karena sama-sama we-o itu kami jadi akrab dan terus terbawa sampai beberapa tahun setelah itu”.
“Bagaimana ceritanya Buya”
“Ketika beberapa tahun kemudian, Buya di Jakarta. Buya sedang bersepeda sendirian, tiba-tiba sebuah sedan memepet Buya ke pinggir. Dari sedan, turun seorang laki-laki yang nampak berwibawa.”.
Wajah Buya terlihat serius. Seolah Beliau berupaya membongkar kenangan manis itu untuk ditumpahkan ke saya. One, Tachi dan Fadillah, termasuk juga saya seolah tak sabaran menunggu kelanjutan ceritanya. Buya sempat berakrab ria dengan Pangsar Soedirman. Khan hebat. Anak yang tidak tamat sekolah rakyat, pernah berakrab ria dengan Bapak TNI.
“Bung kenal siapa saya” Tanya orang yang turun dari mobol sedan tadi.
“Kenal”, jawab Buya memandang tajam ke sipenanya.
“Siapa ?”
“Soedirman”
“Bukan, tapi Panglima Besar Jendral Soedirman”.
Tak mau kalah, Buya mengulang pertanyaan yang sama.
“Bung kenal sama saya”
“Oedin”
“Bukan, Oedin, Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah Pariaman”
Mendengar jawaban Buya demikian, Soedirman tertawa terbahak-bahak sambil merangkul Buya dengan erat. Setelah berbasa basi sejenak, akhirnya Buya diundang ke singgah ke rumah Beliau. Apa jawab Buya.
“Saya, kalau yang mengundang Panglima Besar Soedirman, saya tidak mau. Karena rumahnya pasti dijaga oleh sekuriti”
“Jangan begitu Bung, ini yang mengundang Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah (WMPM dari Banyumas)”. Jawab Soedirman meyakinkan.
“Kalau Soedirman WMPM yang mengundang, saya setuju. Tapi bagaimana dengan sepeda ini ?”
“Ahhh itu perkara mudah”
Oleh Soedirman lewat supirnya sepeda itu dititipkan ke masyarakat dekat situ. Satu toko keturunan Tionghoa dengan sangat senang hati menerima titipan sepeda itu. Bayangkan, yang menitipkan barang Panglima Besar Soedirman. Kan suatu kehormatan yang sangat. Masyarakat yang melihat kejadian itu, membubarkan diri segera setelah mobil yang membawa mereka pergi.
Begitu memasuki pekarangan rumah Pangsar Soedirman, Beliau Jenderal Soedirman sudah bersorak yang ditujukan ke isteri Beliau.
“Ini dia, ini dia Bung Oedin yang pernah saya ceritakan itu “.
Rupanya, pertemanan Soedirman-Oedin yang sesaat, diawali dalam permusyawaratan WMPM sangat berkesan oleh Soedirman. Terbukti karena Soedirman juga menceritakan kejadian itu dengan isterinya.
“Begitulah Dek, carito Buya tentang bakawan jo Soedirman tu”
“Salanjuiknya baa lai Buya”
“Dalam kesempatan lain, katiko Buya ka pulang baliak, Buya dititipkan surek oleh Beliau. Surat dengan amplop tertutup itu harus Buya berikan kepada peserta rapat di Bukit Tinggi”.
Bukit tinggi…………………dalam satu kesempatan, Buya menyampaikan surat dengan amplop tertutup itu ke pimpinan rapat. Ketika surat itu dibuka dan begitu tahu apa isinya, pimpinan rapat hanya bias geleng-geleng kepala.
“Hebat Bung Oedin ini, kami rapat di sini pusing untuk mencari siapa yang menjadi pimpinan, datang-datang Bung Oedin menyerahkan surat ini. Bung tahu isi surat ini ?” Buya menggeleng. Karena dia memang tidak mengetahui apa isinya. Ternyata isinya SURAT PENGANGKATAN OEDIN MENJADI KEPALA POLISI SUMATERA TENGAH”
“Itulah Dek, carito Buya jo Soedirman tu. Bisuak kito sambuang lai. Buya ka lalok. Jan lupo matikan lampu stromkeng (lampu petromat, pen).
Buya melangkah menuju kamar tidurnya. Posisi kamar tidurnya di belakang, sebelah kiri rumah yang memanjang itu. Ukurannya tidak besar, tapi cukup menerima tempat tidur dan dua lemari serta satu meja kecil.

06 Oktober 2010
“Saya kisahkan kembali berdasarkan apa yang masih saya ingat dari cerita Beliau Buya Oedin ketika saya duduk di kelas III SMP Negeri III Pariaman tahun 19791980.

Catatan Ringkas Pekerjaan Buya Oedin Dari 1945-1960

Tahun 1945
Bulan September memberikan pengertian kepada rakyat tentang proklamasi 17 Agustus 1945 , dan tanggung jawab sebagai bangsa yang merdeka tentang proklamasi itu, ini dikerjakan oleh Muhammadiyah Daerah Minangkabau saya memegang pimpinan pemuda (WMPM) Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah.

Bulan oktober turut mengadakan konferensi Pemuda daerah Minangkabau di Padang dengan acara “Menyatukan langkah pemuda” untuk membela kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh dua orang pemimpin besar Bung Karno dan bung Hatta dan membicarakan utusan untuk menghadiri kongress Pemuda Indonesia I di Yogyakarta tanggal 10 Nowember 1945.

Bulan November tanggal 01 utusan kongres berangkat dari Padang Panjang dengan mobil via Tanjung Karang, saya turut dalam rombongan itu. Tanggal 08 November pagi kami selamat sampai di Yogya. 10 November kongres Pemuda Indonesia I dibuka. Duduk di meja pimpinan saudara-saudara : Soepardo, Chaerul Saleh, Wikana dan lain-lain. Kongres menyatukan tujuan perjuangan Pemuda se Indonesia dengan membentuk Badan Kongresive Pemuda Republik Indonesia (BKPRI). Saya terpilih duduk dalam badan itu mewakili Pemuda Andalas begitu pula Saudara Soepardo dan Chaerul Saleh. Kongres dapat berlangsung hanya 1 malam karena Surabaya di gempur oleh Belanda dan sekutu Pemuda Surabaya yang hadir dalam kongres dipanggil pulang oleh Pak Gubernur, kalau tidak keliru waktu itu Pak Soewirjo, tanggal 10 November dijadikan Hari Pahlawan. Sesudah kongres urusan selesai saya kembali, 10 hari terkepung di Jakarta, tanggal 25 Desember baru sampai di Padang Panjang.

Tahun 1946.
Januari s/d April mengadakan rapat-rapat dengan mendatangi negeri negeri menyampaikan putusan kongres Pemuda Indonesia I, menyatukan langkah Pemuda sebagaimana keputusan kongres.

Tanggal 06 Mei saya dilantik di Padang oleh Residen Dr. Jamil, menjadi Ketua Dewan Polisi Sumatera Barat dengan tugas memberi semangat kepada seluruh kepolisian kita. Dewan ini berjalan sampai 1947.

Tahun 1947
Awal Januari diangkat oleh yang mulia Presiden menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), kami berangkat menuju Malang. rombongan dikepalai oleh Bapak Mr. Nasroen via Palembang. Saya menghadiri sidang dari awal sampai akhir, acaranya Perjanjian Linggarjati tanggal 25 Maret sampai kembali di Bukit Tinggi.

20 Maret saya bertemu dengan Pangsar Soedirman di Yogya, pertemuan ini di rumah Beliau menyambung pembicaraan yang telah berlangsung di Selecta Malang. Sebagai anggota KNIP saya ditugaskan Beliau mendampingi saudara Jenderal Mayor Soeharjo, dalam hal-hal kemasyarakatan, tugas ini saya terima dengan satu ketetapan dari Pangsar, surat ketetapan itu dibakar waktu perang dengan Belanda (Clash II).
Baik saya terangkan kejadian ini, terbawa dari perhubungan kami sewaktu sama-sama memimpin pemuda Muhammadiyah, Beliau WMPM Purwokerto (Banyumas) saya WMPM di Minangkabau.

Di Minangkabau terjadi peristiwa 3 Maret, saya ditugaskan juga menjadi Badan Penyelesaian Peristiwa ini sampai selesai.

Tanggal 21 Juli Belanda menyerang Republik, Linggarjati dikoyak-koyak Belanda, Lubuk Alung didudukinya. Wakil Presiden Bung Hatta pindah dari Siantar ke Bukti Tinggi, Oleh siding partai-partai politik di gedung Wakil Kepresidenan segera Beliau membentuk Front Pertahanan Nasional yang beranggotakan Sdr. Chatib Soelaiman, Hamka, , Rasyuna Said, Karim Halim dan saya. FPN kemudian bertukar nama MPRD (Markas Pertahanan Rakyat Daerah). Saya tetap duduk sebagai anggota sampai penyerahan kedaulatan dengan tugas pokok seksi Kelasykaran.

Tahun 1948.
Tanggal 19 Desember pagi Belanda menyerang Bukit tinggi dari udara, petang selasa 21 Desember kota Bukit tinggi dibumi hanguskan, saya mengikuti rombongan Residen malam itu keluar dari Bukititnggi menuju Suliki.

Tahun 1949
10 Januari saya ditugaskan oleh Residen M. Djamil ke Pariaman sebagai anggota KNIP dan MPRD guna memulihkan pemerintahan, sedang tanggal 06 januari kota Pariaman sudah diduduki Belanda, 16 Januari saya selamat sampai di Kp. Dalam Pariaman.

Tanggal 20 Januari ada pertemuan langsung dipimpin oleh saudara /Bupati Ibrahim gelar Datuk Pamuncak. Rapat membentuk Dewan Perang Kabupaten dipimpin langsung oleh Kepala Daerah, saya dipilih menjadi wakil ketua dan mewakili Bupati. Tugas saya adalah Kordinator Penerangan Kabupaten Pd. Pariaman dengan tugas kewajiban sebagai yang tertera dalam surat Yml. Gubernur Daerah Sumatera Barat tanggal 07 Pebruari 1949 No. 15/G.M/Instr. Dan Penasehat Politik pada Bupati Militer Pd. Pariaman dengan tugas kewajiban memberi nasehat dan pertimbangan-pertimbangan tentang aliran-aliran Politik dalam masyarakat serta menyatukan segala aliran politik dalam masyarakat dengan bendungan ideologi Negara.

11 Maret ada pertukaran Bupati antara saudara Ibrahim dengan B A Moerad, saya tetap mendampingi Bupati yang baru ini.
Penjelasan mengenai di atas, dikuatkan dengan surat ketetapan Bupati Militer Padang Pariaman no. 2/BM/Pd.Pr, 1949 tanggal 15 Maret 1949, kemudian disahkan oeh Ketapan Gubernur Militer Sumatera Barat no. 92/GM/Ist tanggal 9 April 1949 yang ditanda tangani Mr. ST Rasjid.

Tanggal 06 Mei diangkat oleh Residen M. Djamil menjadi ketua Dewan Polisi Sumatera Barat, di Padang. Bulan Mei kami berangkat menuju tempat Gubernur Militer di Suliki berdua dengan sekretaris kabupaten,, tanggal 30 Mei kembali. Semuanya ada salinan ketetapan saya lampirkan.

3 November kembali ke Suliki dipanggil Gubernur, kepada saya disampaikan panggilan ketua KNIP supaya datang ke Yogya menghadiri Pleno Komite Nasional Indonesia Pusat. Saya disuruh pulang ke Pariaman tanggal 16 November saya sampai.

26 November saya masuk kota Pariaman, tanggal 27 November diantarkan ke Bukit Tinggi oleh mayor Belanda, selesai urusan dengan LJC saya terus ke Padang.
Tanggal 2 Desember saya berangkat dari Padang menuju Yogya tanggal 4 Desember saya selamat sampai di Yogya.

5 Desember sidang pleno KNIP dibuka, acara KMB 10 (sepuluh) hari sidang berturut turut, akhirnya KMB diterima dengan perimbangan suara sebagai berikut : 226 setuju 62 menolak. Sesudah penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember kami pulang.
Tahun 1950
12 January 1950, dengan SK Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 12 January 1950 saya diangkat menjadi Pegawai Tinggi tingkat II dan diperbantukan pada Bupati Padang Pariaman dengan No. Up/14/gmsb/K.- ditandatangi oleh Kepala urusan pegawai Dt.Djoendjoeng.

Tanggal 01 februari 1950 dengan SK dari Gubernur Sumatera Tengah di Bukit tinggi diangkat menjadi Patih yang diperbantukan pada Bupati Padang Pariaman, pada bulan Oktober dipindahkan menjadi Patih di kantor Kabupaten Tanah Datar.
Sebelumnya tanggal 02 Mei mendapat SK dari Gubernur Sumatera Tengah diangkat menjadi Walikota Sawah Lunto.Kemudian dengan ketatapan Gubernur Sumatera Barat no. 1225/G/50 SK di atas dicabut dan dipindahkan menjadi Patih dibatukan pada Bupati tanah Datar.
Kemudian beberapa kali mengalami perpindahan, sampai akhirnya dengan SK Mendagri diangkat menjadi Bupati Kepala Daerah Kabupaten Inderagiri kemudian wakil Bupati/Kepala Daerah Kabupaten Tanah Datar/Batu Sangkar, tepatnya tanggal 23-12-1953.,
Dengan SK tanggal 06 Oktober 1954 dipindahkan menjadi Bupati/Ka Daerah Kabupaten Tanah Datar di Kota Batu Sangkar, tetapi SK itu dibatalkan dan dengan surat tanggal 29 Oktober 1954 dipindahkan ke Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci.
Oleh Menteri Sosial melalui surat No. Pol. 003/07.P.K.Djakarta 15 Agustus 1967 ditetapkan sebagai Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan.


Demikianlah catatan ringkas ini saya tulis semoga dapat menjadi bahan pertimbangan seperlunya.


Sumber ini berasal dari 2 ketikan Beliau Buya Oedin yang ditanda tanganinya
(sumber tertulis), yang pertama di buat di kurai taji tanggal 14 Mei 1962 dan yang kedua dibuat di Sungai Penuh tanggal 23 Agustus 1956.

Binjai, Oktober 2010


Drs. Fuad

IKLAN TEMANKU NEBENG

Assalamu’alaikum wr.wbr.

Binjai disebut juga kota rambutan, terletak 20 km arah ke utara dari kota Medan. Situasi yang kondusif, menjadikan Binjai juga cocok untuk tempat tinggal dan berusaha.
Seorang teman menginginkan saya untuk menyebar luaskan informasi perihal keinginan Beliau untuk menjual rumahnya. Rumah itu terletak di kota Binjai dimana akses transportasi cukup mendukung. Detil tentang rumah tersebut adalah sebagai berikut :

Panjang tanah : 100 meter

Lebat tanah : 21 meer

Luas bangunan : 25 X 15 meter

Spesifikasi bangunan :

Pondasi : Batu kali

Struktur : Beton Bertulang

Dinding : Batu bata diplester

Finishing : Cat ICI

Lantai : Keramik setara Milan

Plafon : Gypsum

Atap : Genteng keramik merk kanmuri warna maron

Kusen : Kayu damar laut aceh

Rangka atap : Kayu damar laut aceh

Memiliki : 3 kamar tidur dan 1 ruang sholat

Air : PAM + sumur dengan pompa air

Listrik : PLN 1300 watt 220 volt

Luas halaman : 21 X 13 meter (Jarak halaman 13 meter dari jalan raya

Halaman belakang yang masih luas, memungkinkan Bapak/ Ibu/ Sdra untuk membuat kolam renang atau bangunan lainnya. Beliau membuka tawaran harga Rp 1,5 milyar rupiah (Bisa nego)
Jika Bapak/ Ibu/ Sdra berminat dengan tawaran ini silahkan menghubungi hubungi e mail saya adek_afsar@yahoo.com



Gambar di atas adalah salah satu kamar tidur di rumah besar itu.Sementara Gambar di bawah ini adalah teras kiri dari rumah besar itu.

TAWARAN TEMAN VIA AKU


Assalamu"alaikum wr.wbr,
Oleh temanku, aku disuruh menawarkan rumahnya kepada peminat.
Spesifikasinya uk. tanah 24 X 24.Lantai keramik. Kamar tidur 4 dan 2 kamar mandi. Letak sangat strategis.Dipinggir jalan, dekat dengan 3 sekolahan dan dua mesjid. Jalur transport lancar. Harga net Rp 325.000.000. Sisa tanah depan rumah masih dapat membangun ruko tempat usaha. Jika berminat dapat menghubungi saya di no. 081375636087/ 083197020493.

KOLEKSI.......KU........... SAYANG



SHP di atas adalah SHP Reformasi yang ditandatangani oleh Bapak Reformasi Bp. Amin Rais.



SHP di atas seri Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 1995, ditanda tangani oleh Menteri Kehutanan Bapak Djamaludin di Jkt, 4 Desember 1995.



Sampul Peringatan dalam Rangka Muktamar Muhammadiyah ke-44 di Jakarta tahun 2000 yang lalu. Sampul tersebut ditanda tangani oleh Bapak Dien Samsudin Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.



SHP di atas adalah seri Cinta Flora dan Fauna 1994 ditanda tangani oleh Rudyanto 5 Nov 1994 dan dicap stempel Bird Life International/Indonesia Programme........Rudyanto S adalah orang yang pemerhati burung dari Bird Life International yang pertama sekali memberi tahukan bahwa salah satu prangko bergambar burung dalam dalam seri itu, tidak sesuai dengan yang sebenarnya alias error. Surat pemberitahuan tersebut dipublikasikan dalam surat pembaca beberapa Surat Kabar Nasional.
Saya juga masih memiliki SHP-SHP rancak lainnya yang ditanda tangani oleh Bapak dan Ibu Tien Soeharto lengkap dengan Surat Pengantarnya, Bapak dan Ibu Try Soetrisno seperti di bawah ini


Ada juga tanda tangan Bapak Soeparjo Rustam dan lain-lain.
Ada juga kartu pos cap rumah pos, First Day Cover dari luar negeri. Semua koleksi itu akan saya JUAL. Kepada yan berminat dapat menghubungi saya di email saya adek_afsar@yahoo.com

Selasa, 05 Oktober 2010

Matahari itu terbit Bakda Isya

Seperti biasa, selesai makan malam di ruang tamu yang berlantaikan papan, sebelum masuk ke kamarnya, Buya selalu bercerita tentang kisah masa lalunya.kali ini Beliau bersiap dengan kisah hidupnya dengan Muhammadiyah. Saya yang masih duduk di kelas III SMP Negeri III Pariaman ditemani One kembali mendengar dengan seksama kisah yang Beliau akan paparkan.
Beginilah kisahnya………….Pada suatu hari dalam tahun 1935 telah ada kata sepakat antara para anggota Muhammadiyah yang berasal dari negeri Sei. Sarik Malai untuk mendirikan ranting Muhammadiyah di situ, maka diambil kata persetujuan, bahwa dari pimpinan cabang Muhammadiyah Kuraitaji yang akan datang ke situ ialah Engku Oedin dan Muhammad Luth Hasan. Demikianlah, pada hari yang ditentukan diberangkatkan dari Kuraitaji dengan naik kuda bendi kepunyaan almarhum Ajo Kundang. Menjelang waktu maqrib, mereka sampai di Sei.Sarik Malai dan kuda diberhentikan dimuka rumah alm. Bang Bisu, salah seorang propaganda/sponsor di situ.
Rupanya kedatangan bendi yang membawa Engku Oedin dan temannya Luth Hasan ini sudah dinanti-nanti oleh beberapa orang ninik mamak negari Malai V Suku di Sei. Sarik Malai itu. Tak lama setelah kuda dibuka dari pasangannya, terjadilah dialoq antara ninik mamak itu dengan engku Oedin, sekitar kedatangan Beliau kesitu untuk sengaja mendirikan Muhammadiyah atas permintaan kawan-kawan yang sudah menjadi anggota di situ. Secara tegas dari pihak ninik mamak dijelaskan kepada Engku Oedin bahwa Muhammadiyah tidak boleh didirikan di negari Sei. Sarik Malai itu. Terhadap pendirian ini, mula-mula engku Oedin menerimanya secara tenang saja, dengan ucapannya :”Kalaulah engku ninik mamak di sini yang telah menentukan bahwa Muhammadiyah tak boleh didirikan di sini, ya apa boleh buat”. “Kami tentunya menghargai pendirian ninik mamak itu”.Kata Engku Oedin.
Tapi, rupanya ninik mamak itu meningkatkan pembicaraan kepada masalah bermalam di rumah bang Bisu, yang juga dilarang oleh ninik mamak itu. Mendengar larangan itu dan ditambah lagi dengan katanya kuda bendi harus dipasang kembali dan rombongan harus kembali sekarang juga, maka engku Oedin menyambut sikap ninik mamak itu dengan berkata : “Kalau itu yang engku-engku ninik mamak perintahkan kepada kami, iya mungkin tidak dapat kami penuhi, cobalah pikirkan, baru sebentar ini kami sampai di sini dalam perjalanan yang tidak kurang 30 km jaraknya, baru saja kuda kami dibuka dari pasangan bendi, belum ini kering keringatnya yang tadi, sekarang akan harus kami pasang kembali, iko rasonyo barek bagi kami”. “Adapun kalau kami tidak dibenarkan menumpang semalam di rumah engku abang Bisu ini, bawalah kami oleh ninik mamak kemana saja yang disenangi untuk tempat tidur semalam ini. Turut bermalam di rumah engku ninik mamakpun kami setuju asal kami tidak disuruh kembali sekarang juga ke kurai taji”. Dengan perkataan engku Oedin itu, menurunlah ketegangan ninik mamak kemudian keluarlah keputusan dari beliau-beliau itu dengan katanya, “Nah, kalau begitu baiklah, engku engku yang datang dari kurai taji ini kami benarkan juga bermalam di sini, di rumah bang Bisu ini, namun untuk mengadakan acara mendirikan Muhammadiyah dalam pertemuan orang ramai tidak dapat kami benarkan. Nanti malam setelah selesai makan minum dan sholat isya semua harus tidur dan lampu dipadamkan.
Setelah berakhir pembicaraaan itu maka ninik mamak itu sama duduk di serambi muka dan kawan kawan dari Muhammadiyah bersama engku Oedin dan M. Luth Hasan masuk ke rumah untuk beristirahat. Selanjutnya setelah selesai minum makan dan sholat Isya, sesuai dengan pembicaraan sore tadi Oedin memerlukan menemui ninik mamak itu yang masih menanti di ruang muka. Engku Oedin memulai pembicaraan, “Angku angku ninik mamak kami sesuai pembicaraan tadi sore, kami telah selesai sholat isya, minum dan makan. Kini kami akan tidur dan mematikan lampu, tapi kami lihat ninik mamak kami masih duduk dimuka, tentu tidak berani kami mematikan lampu”, Mendengar sindiran halus itu, spomtan beliau beliau itu menjawab “Yo, baiklah matikan lampu dan kami segera berangkat”. Setelah beliau beliau itu berangkart dan semua kawan kawan di dalam rumah mengambil posisi masing masing untuk tidur maka lampupun dimatikan. Namun apa yang terjadi setelah lampu dimatikan. Dengan suara agak berbisik engu Oedin menyampaikan kepada semua yang hadir yang jumlahnya sekitar 18 orang. “Nah saudarara saudarakan sudah sama mendengarkan pembicaraan dengan ninik mamak tadi bahwa Muhammadiyah tidak boleh didirikan di negari kito, Sei. Sarik Malai ini, kan ?” Salanjuiknya, baa jo kita ?, Iyo indak akan jadi mandirikan Muhamadiyah di negari kito ko ?. Spontan kawan-kawan yang hadir dalam tidur itu menyatakan : “Oooooo indak engku Oedin !, nan Muhammadiyah di negari kito ko, kito dirikan juo”. Kudian diituang parakaro !”. Engku Oedin menyahuti : “Iyo, kini bulek kato kito tu ?” Kok kabukik samo mandaki, kok ka lurah sama manuruni ?”. “Iyo….!, Jawab mereka serentak.
Engku Oedin mengetuk lantai rumah yang terbuat dari papan itu sampai tiga kali, persis dalam rapat resmi Muhammadiyah, menetapkan satu keputusan. Kemudian beliau menyambung, “esok pagi, kami akan kembali ke kuraitaji, sepeninggal kami naikkan plank merk Muhammadiyah Sei. Sarik Malai di muka rumah ini.”Siapa nanti yang menurunkan, itulah lawan kita. Bagaimana perkara selanjutnya, akan kita urus……..”.





Demikianlah, kembali dari Sei. Sarik Malai di pagi itu bendi dikelokkan ke pekarangan rumah tuan kontler di Pariaman yang saat itu tuan kontlernya tuan Kator, seorang pejabat pemerintah Belanda yang cukup ramah dan kenal baik dengan Engku Oedin.
Melihat ada bendi di pagi itu masuk ke pekarangan rumahnya, tuan Kator sengaja keluar untuk memperhatikan siapa tamu yang datang, setelah tampak olehnya di atas bendi itu Engku Oedin dan M Luth Hasan dari pimpinan cabang Muhammadiyah Kurai taji yang telah beliau kenal. Beliau duluan menegur : “Hai, Engku Oedin !, kok masih pagi, sudah datang ke mari, ada apa gerangan ?”. Engku Oedin menjawab, ;”Iyo tuan, iko kabar baik saja, ada satu peristiwa tadi malam di sei. Sarik malai-wilayah asisten demang Sei. Limau yang perlu segera saya sampaikan kepada tuan”.”Baiklah” kata beliau, “mari kita duduk di serambi rumah, hari masih pagi, tak usah di kantor”.
Setelah mereka sama duduk di serambi rumah tuan kontler itu, maka engku Oedin menceritakan sebuah peristiwa yang terjadi kemaren itu dan akhirnya juga menceritakan bahwa Muhammadiyah sei. Sarik Malai sudah berdiri, tadi malam juga dalam kami tertidur tanpa cahaya lampu, sudah ditokokan palu tanda sahnya keputusan berdirinya Muhammadiyah itu sepeninggal saya. Sekarang terserah tuan. Mendengar cerita engku Oedin itu, tuan kontler berkata, “Ninik mamak Sei. Sarik Malai melarang berdirinya Muhammadiyah ?”, “Sedangkan untuk Muhammadiyah itu bagi wilayah Hindia seluruhnya telah diberi izin oleh Gubernur Jenderal, Wakil Kerajaan Belanda di sini”. “Tapi, biarlah engku Oedin, saya akan menyelesaikan masalah ini dengan beliau ninik mamak Sei.Sarik Malai itu, engku Oedin terima selasainya”.”Dalam mnggu ini juga, akan saya panggil semua ninik mamak Sei. Sarik Malai itu menghadap saya”
Keesokan harinya, tuan kontler Kator itu menelepon ke kantor Asisten Demang di Sei. Limau dan memerintahkan agar Asisten demang memanggil semua ninik mamak Sei. Sarik Malai agar hadir di kantor asisten Demang Sei. Limau pada hari Minggu di pekan itu juga, (dijelaskan, dalam masa pemerintahan Belanda untuk wilayah ke-Asistenan Demang Sei. Limau (asisten distrik) kantor keresidenan itu tetap dibuka di hari Minggu, ialah untuk memudahkan pegawai-pegawai negeri dari negari-negari yang berada di I sekitarnya berurusan ke kantor demang, sebab hari minggu itu adalah hari pekan pasar Sei. Limau dan ada kenderaan bendi yang dapat ditumpangi untuk hari itu.
Pada hari Minggu yang ditentukan, pagi hari Ninik mamak sei, sarik malai sudah hadir di kantor asisten demang Sei. Limau untuk menanti kedatangan kontler dari Pariaman. Kira kira sekitar jam 09.00 pagi, tuan kontler datang dan langsung masuk ke serambi muka kantor asisten demang dan melihat ada ninik mamak sei.sarik malai telah siap menanti di serambi muka kantor itu. Sambil berjalan naik dan masuk ke kantor di mana asisten demang menantinya, tuan kontler itu berucap sambil menoleh kepada ninik mamak yang sedang duduk :”He, ninik mamak Sei. Sarik Malai yang Melarang berdirinya Muhamadiyah itu sudah datang semua ya ?”. Beliau terus masuk ke dalam kantor Asisten Demang. Kira-kira 15 menit kemudian keluar dan duduk menghadap ninik mamak sei. Sarik Malai yang sudah gelisah. Setelah beliau duduk maka menunjuklah Kepala negari Sei. Sarik Malai yang sekaligus sebagai pimpinan rombongan, sebagai isyarat minta izin untuk berbicara. Melihat itu, tuan kontler mengangguk mempersilahkan kepala negari untuk berbicara. “Tuan, saya minta bicara lebih dulu kepada tuan dan saya mohon maaf jika bicara saya ini salah. Tuan tadi sambil naik dan masuk ke kantor ini mengatakan, Kami ninik mamak sei. Sarik malai melarang berdirinya Muhammadiyah” Itu salah tuan. Muhammadiyah telah berdiri di sei. Sarik malai. Lihatlsah oleh tuan ke situ, plank merknya telah pula di naikkan”. “jadi kemungkinan orang beri laporan salah pada tuan”. “Heh, benarkah begitu ?” Tuan Kontler, bertanya pura-pura terkejut. “Kalau begitu benarlah salah laporan yang saya terima. Dan inilah, kedatangan saya hari ini untuk memberi tahu ninik mamak sei.sarik malai bahwa di mana-mana Muhammadiyah diberi izin oleh Gubernur Jenderal, wakil kerajaan Belanda untuk Hindia Belanda ini. Kok ninik mamak sei sarik malai sampai berani melarangnya. Kalau benar sudah berdiri, tentu artinya sudah tidak ada masalah dengan ninik mamak lagi, dan sekarang pertemuan ini saya tutup dan ninik mamak boleh bubar dan pulang kembali”.
Tak terasa, malam semakin larut, sebelum Buya masuk ke kamarnya kembali pantun yang kemaren-kemaren Beliau sampaikan diulang kembali, “Dek, kalau Adek pai ka pasa, iyu bali balanak bali, ikan panjang bali dahulu, kalau Adek pai bajalan, ibu cari dunsanak cari, induak samang cari dahulu”

Medio Oktober 2010
Tulisan ini Hasil Dari Yang Kuingat dan Catatan dari Manuskrip “Muhamadiyah Yang Aku kenal, Sejarah Kehidupan Pribadiku” Tulisan Engku Kasim Munafy

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops